Færðu inn athugasemd

Bersangka baiklah kepada Allah

Rabu, 2008 Oktober 01

Husnudz-Dzan di Jalan Allah

Husnuz-Dzan Di Jalan Allah
Khuthbah Idul Fitri http://www.blogger.com/img/gl.photo.gif

Oleh : H. Mas’oed Abidin

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر كَبِيْرًا وَ اْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيلاً لاَ ِإلَهَ إِلاَّ الله هُوَ الله أَكْبَر، الله أَكْبَر وَ ِلله الحَمْد. الحَمْدُ لله الذِي جَعَلَ العِيْدَ مُوْسِمًا لِلخَيْرَاتِ وَ جَعَلَ لَنَا مَا فيِ الأرضِ لِلعِمَارَات وَ زَرْعِ الحَسَنَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ خَالِقُ الأرْض وَ السَّمَاوَات، و أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَ رَسُوْله الدَّاعِي إِلىَ دِيْنِهِ بِأَوْضَحِ البَيِّنَات. اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِك عَلَى سَيِّدِالكَائِنَات، نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَ عَلىَ آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ التَّابِعِيْنَ المُجْتَهِدِين لِنَصْرَةِ الدِّين وَ إِزَالةِ المُنْكَرَات. أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّاىَ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ ، الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحَمْد.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada tuhan selain Allah yang
Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah.

Allah Maha Besar sebesar-besarnya, segala puji bagi-Nya sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah dari pagi hingga petang hari. Tiada tuhan selain Allah, sendiri. Yang benar janji-Nya, yang memberi kemenangan kepada hamba-Nya, yang memuliakan prajurit-Nya sendirian. Tiada tuhan selain Allah, dan kita tidak beribadah kecualihanya kepada Allah, mengikhlaskan agama hanya kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, bagi Allah-lah segala puji.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Pada pagi hari ini kita menyaksikan ratusan juta umat manusia mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih, dan tahmid.
Semilyar mulut menggumamkan kebesaran, kesucian, dan pujian untuk Allah Subahanhu wa Ta’ala, sekian banyak pasang mata tertunduk di hadapan kemaha-besaran Allah Azza wa Jalla, sekian banyak hati diharu-biru oleh kecamuk rasa bangga, haru, bahagia dalam merayakan hari kemenangan besar ini.

Sebuah kemenangan dalam pertempuran panjang dan melelahkan.
Bukan melawan musuh di medan laga, bukan melawan pasukan dalam pertempuran
bersenjata.
Tetapi, pertempuran melawan musuh yang ada di dalam diri kita, nafsu dan syahwat serta syetan yang cenderung ingin menjerumuskan kita.

Ibnu Sirin berkata tentang sulitnya mengendalikan jiwa, „Aku tidak pernah mempunyai urusan yang lebih pelik ketimbang urusan jiwa.“

Hasan Bashari berkata, „Binatang binal tidak lebih memperlukan tali kekang ketimbang jiwamu.“

Kemenangan melawan hawa nafsu ini adalah inti kemenangan.
Ini kemenangan terbesar.
Kemenangan utama akan melahirkan kemenangan-kemenangan lain dalam semua kancah kehidupan dunia yang kita arungi.

Kita memerlukan kemenangan seperti ini untuk memenangkan semua pertarungan yang di hadapi dalam hidup ini.
Betapapun banyaknya alat peragat berupa materi untuk merebut kemenangan yang di-kuasai oleh seseorang, kelompok, atau bangsa, ternyata mereka harus menelan kekalahan jua.
Sebenarnya, mereka menguasai ilmu dan teknologi, senjata canggih dan perlengkapan yang mencukupi.
Namun semua itu tidak berdaya ketika berhadapan dengan seseorang, kelompok, atau bangsa yang memiliki ketangguhan jiwa, mempunyai kekuatan mental, yang dibentengi oleh kematangan pribadi.

„Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (memiliki ketangguhan).“ (Al-Baqarah: 249).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu.

Selama sebulan penuh kita berada dalam bulan suci, bulan penuh keberkahan dan nilai.
Bulan yang mengantarkan kita kepada suasana batin yang sangat indah.
Bulan yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan bagi kita kaum Muslimin.
Bulan Ramadhan melatih kita untuk memberi perhatian kepada waktu.
Sungguh banyak manusia yang tidak bisa menghargai dan memanfaatkan waktunya.

Ramadhan melatih kita untuk selalu rindu kepada waktu-waktu shalat, yang barangkali di luar Ramadhan kita sering mengabaikan waktu-waktu shalat itu.
Adzan telah berkumandang di samping kanan kiri telinga kita, namun kita masih tetap dengan segala kesibukan kita.
Tidak tergerak bibir kita untuk menjawabnya apa lagi untuk memenuhi panggilan itu. Dan kita telah membiarkan suara Muadzin itu memantul di tembok rumah dan kantor kita, lalu pergi bersama angin lalu.

Selama bulan Ramadhan ini kita selalu menunggu suara adzan, minimal adzan Maghrib dan Shubuh. Kita tempel di rumah kita, bahkan kita hapal jadwal Imsakiyyah. Mudah-mudahan selepas Ramadhan ini rasa rindu kepada waktu shalat selalu kita pelihara.

Waktu adalah kehidupan.
Barangsiapa menyia-nyiakan waktunya berarti ia menyiakan-nyiakan hidupnya.

Ada survei tahun 1980 bahwa Jepang adalah negara pertama yang paling produktif dan efektif dalam menggunakan waktu. Disusul Amerika dan Israel.
Subhanallah, ternyata negara-negara itu kini menguasai dunia.

Sebagai seorang muslim, mestinya kita menjadi orang yang paling disiplin dengan waktu kita.

Al-Qur’an yang kita baca di bulan Ramadhan mengisyaratkan pentingnya waktu bagi kehidupan.
Bahkan pada banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu.
Maka jika kita ingin menjadi manusia yang terhormat di antara manusia lain dan bermartabat di sisi Allah, hendaknya kita isi waktu kita dengan hal-hal yang produktif, baik untuk kepentingan dunia atau akhirat kita.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu.

Ramadhan juga melatih kita untuk memakmurkan tempat-tempat ibadah; masjid, mushalla, dan surau. Gegap gempita kita mendatangi rumah-rumah Allah ini, kita kerahkan anak istri kita untuk meramaikan tempat suci ini.
Hingga ketika menyaksikan pemandangan indah ini seseorang sempat berkhayal, „Andai Ramadhan datang dua belas kali setahun.“

Begitu indah pemandangan ini, suara pujian dan doa bersahut-sahutan dari pengeras suara di antara masjid-masjid.
Alam serasa hanyut dalam tasbih dan istighfar, di bawah naungan Asma’ al Husna.

Suasana ini perlu kita pertahankan selepas Ramadhan ini, kita perlu mengerahkan keluarga kita untuk memakmurkan masjid-masjid Allah.
Sehingga kita layak mendapatkan janji Allah, bahwa,
„Ada tujuh golongan manusia yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya di hari dimana tidak ada naungan selian naungan Allah .dan (salah satu daripadanya adalah) seseorang yang hatinya terikat dengan masjid.“

Ramadhan juga melatih kita untuk lebih mementingkan ketaatan kepada Allah dengan mengorbankan tenaga dan kepentingan kita

Di saat-saat kita masih lelah bekerja seharian, setelah sepanjang siang kita bertahan dengan rasa lapar dan dahaga. Ketika kita mestinya beristirahat dari kepenatan, namun, justru kita ruku’ dan sujud dalam shalat tarawih atau qiyamu
Ramadhan dengan satu harapan, mudah-mudahan kita mendapatkan ridha Allah. Itu semata satu-satunya yang paling berharga dalam hidup kita selaku Muslim.

Semangat ini mestinya kita pelihara tetap ada setelah Ramadhan meninggalkan kita.

Kita wajib mengabdi dan mempersembahkan apa yang kita miliki ini untuk meraih keridhaan Allah.

Sejatinya, apa yang kita miliki saat ini hanya amanah dari Allah Ta’ala, apakah kita dapat menjaga dan menunaikan amanah ini atau tidak.

Semestinya keridhaan Allah itu menjadi tujuan kita.
Tidak ada desah nafas, mulut bergerak, tangan berayun, dan kaki melangkah kecuali kita harus mengiringinya dengan satu pertanyaan, „Apakah dengan apa yang saya ucapkan dan saya lakukan ini saya akan mendapatkan ridha Allah.“ ???

Hingga serasilah apa yang sering kita ikrarkan,
“ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam.“

Ramadhan melatih kita untuk mempunyai rasa solidaritas sesama manusia, dengan rasa lapar dan dahaga kita teringat akan nasib sebagian dari saudara-saudara kita yang kurang beruntung di dalam hidup ini, mereka setiap harinya dirongrong rasa lapar dan dahaga.

Rasa kemanusiaan semacam ini nyaris mulai sirna dewasa ini.
Saat budaya hedonisme mulai menjangkiti manusia modern, di mana mereka hanya disibukkan oleh urusan pribadi, nafsi-nafsi, urusanku sendiri sendiri.
Hal ini diakibatkan karena orientasi hidup manusia modern yang hanya memandang materi sebagai satu-satunya tujuan.
Terkadang untuk memenuhi ambisi kebendaannya seseorang rela menghalalkan segala cara.

Maka Solidaritas semacam ini perlu kita pelihara dan kita aplikasikan dalam hubungan dengan sesama manusia dengan melakukan shiyam-shiyam sunnah, di mana Islam telah mensyariatkannya.

Manusia maju atau modern perlu melakukan puasa untuk melatih kepekaan sosialnya

Para pejabat perlu melakukan puasa sunnah untuk merasakan derita yang dialami sebagian besar bangsa ini.
Sehingga, muncul kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin. Minimal dapat menurunkan gaya hidup kelas tinggi mereka di tengah bangsa yang menangis ini.

Di antara tanggung jawab umarak adalah melindungi orang lemah dengan memperbaiki silaturahim dan menanam tekad memancangkan keadilan di tengah kehidupan dengan saling menghormati, seperti sabda Rasulullah SAW :

السُّلْطَانُ ظِلُّ اللهِ فِى الأرْضِ، يَأوِى إِلَيْهِ الضَّعِيْفِ وَ بِهِ يَنْتَصِرُ المَظْلُوْمُ وَ مَنْ أَكْرَمَ سُلْطَانَ الله فِى الدُّنْيَا أَكْرَمَهُ اللهُ يَوْمَ القِيَامَةِ.
رواه ابن النجار عن أبي هريرة

“Penguasa (pemerintahan) yang dilindungi oleh Allah di bumi, lantaran berlindung kepadanya orang lemah dan karena orang teraniaya mendapatkan pertolongan (dengan adil). Barang siapa di dunia memuliakan penguasa yang menjalankan perintah Allah, niscaya orang itu di hari kiamat dimuliakan pula oleh Allah” (Diriwayatkan oleh ibnu Najar dari Abu Hurairah).

Kita menyambut adanya itikad baik dari pemimpin negeri membudayakan hidup sederhana.
Alangkah indahnya jika ajakan hidup sederhana ini di terapkan oleh semua pihak, terutama para pejabat, menteri, anggota dewan, dirjen-dirjen dan lainnya. Ini akan menggurangi anggaran negara dan dapat dialokasikan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Bangsa ini masih terpuruk.
Rakyat masih menderita.
Kemiskinan menjadi pemandangan utama di setiap sudut kota dan pelosok desa. Tidaklah pantas memamerkan kemewahan di hadapan mereka.
Apalagi menggunakan fasilitas negara.

Zuhud, adalah sikap yang diajarkan Islam kepada kita dalam hidup ini.
Az-Zuhri ditanya tentang makna zuhud dan dia menjawab, „Zuhud bukanlah berpakaian yang kumal dan badan yang dekil. Zuhud adalah memalingkan diri dari syahwat dunia.“

Orang mukmin boleh kaya dan berjaya,
namun yang ada di hatinya hanyalah Allah semata.
Letakkan harta di tanganmu dan jangan letakkan di hatimu.
Demikian nasihat ulama.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu

Sungguh banyak pelatihan dalam Diklat Ramadhan kepada kita.
Besar sungguh hikmah disyariatkan shiyam sebulan penuh.
Agar sebelas bulan dalam setahun, kita lalui dengan menerapkan nilai-nilai Ramadhan.

Suasana spiritual yang dilatih selama sebulan Ramadhan ini menjadi energi bagi kita mengarungi sebelas bulan berikutnya. Agar predikat takwa itu benar-benar terjaga dalam diri.

Ketakwaan adalah bekal hidup dan modal untuk menghadapi pengadilan Allah Azza wa Jalla.

„Dan berbekallah kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.“

„Sesungguhnya sebaik-baik kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.“ (QS,49, Al Hujurat : 13)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu

Ramadhan telah memberikan banyak perubahan dalam diri kita.
Mulai dari sikap, perilaku, dan paradigma dalam memandang hidup dan kehidupan. Mestinya ini semua menjadi bekal untuk melakukan perubahan-perubahan di masa depan. Perubahan yang mengantarkan hidup kita ke arah yang lebih baik. Apakah sebagai pribadi maupun bangsa.

Kehidupan yang kita lalui masih sulit.
Beban yang kita pikul semakin berat sebagai pribadi atau bangsa.

Kita sekarang belum juga bisa keluar dari krisis multi dimensi yang cukup pelik.
Pekerjaan kian sulit dicari.
Harga-harga masih membumbung tinggi.
Angka pengangguran masih tinggi.
Bencana alam silih berganti.
Kejahatan telah meraja-lela.

Demi sesuap nasi, nilai-nilai yang semestinya dijunjung dan dijaga tidak diindahkan lagi.
Bahkan, nyawa yang begitu mahal dan berharga oleh semua agama dan ideologi, kini menjadi taruhan yang sangat murah sekali.

Dari layar TV dan media cetak kita sering menyaksikan peristiwa pembunuhan yang sungguh menjadikan bulu kuduk kita berdiri.
Anak membantai ayah bundanya sendiri. Suami mencincang istri.
Tetangga menghabisi tetangga. Saudara menggorok leher saudara kandungnya.
Rata-rata motifnya sama,.. ekonomi… !!!.
Semua harus bangkit untuk mengatasi semua kesulitan yang melanda bangsa ini.

Tidak akan pernah ada bekal terbaik untuk menghadapi kondisi sulit ini selain ketakwaan semata.

Di dalam lubuk hati umat Islam mesti dikumandangkan pernyataan tulus Khalifah Umar Ibnu Khattab ;

نَحْنُ قَوْمٌ أَعَزَّنَا الله بِالإِسْلاَم فَمَهْمَا ابْتَغَيْنَا العِزَّةَ بِغَيْرِ مَا أَعَزَّنَا اللهُ بِهِ أَذَلَّنَا اللهُ
رواه الحكم

“ Kita adalah umat yang telah dibikin berjaya oleh Allah dengan bimbingan agama Islam. Kalaulah (satu kali) kita ingin mencapai kejayaan lagi dengan bimbingan selain agama Islam, (sudah pasti) malah kehinaan yang akan ditimpakan Allah kepada kita.”

Di hari yang fitri ini, di tengah merayakan kemenangan besar, di masa baru saja selesai melakukan pelatihan sebulan penuh.
Di mana nuansa kesucian masih kita rasakan.
Di saat pikiran dan hati telah mengalami pencerahan oleh nilai-nilai ketakwaan. Marilah kita menatap hari esok yang lebih baik, penuh optimisme.

Memang seorang Mukmin Muttaqin berpantang kehilangan asa dalam kondisi apapun. Optimisme adalah harga mati jika kita ingin bangkit mengatasi berbagai kesulitan ini.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu.

Ada beberapa variabel untuk membangun optimisme dalam diri kita.

Pertama, Husnudzan kepada Allah.
Husnudzan atau berprasangka baik kepada Allah harus kita kokohkan dalam diri kita. Kita sepakat bahwa tidak ada satu peristiwa yang terjadi selain hanya dengan izin dan kehendak Allah semata. Termasuk ujian dan kesulitan yang sedang kita hadapi sebagai bangsa atau Negara.

Seorang Mukmin selalu menerima semua ketentuan Allah dengan prasangka baik.
Mukmin punya prinsip bahwa apa yang menimpanya, itulah yang terbaik baginya menurut ketentuan Allah.
Mukmin tidak mau menggerutu kepada Penciptanya.

Mereka tidak pernah memberontak kepada keputusan Tuhannya.
Mukmin selalu menatap semua ujian itu dengan senyum.
Mereka yakin akan mendapatkan dua keuntungan dari ujian itu:
1. Diangkat dan dihapuskannya kesalahan dan dosa-dosanya
2. Dan tinggikan derajatnya di sisi Allah Azza wa Jalla

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ: أَنَّهُ قَالَ : عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ. إِنَّ اللهَ، إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ. فَمَنْ رَضِىَ، فَلَهُ الرِّضَا. وَ مَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

 سنن الترمذي، كتاب الزهد، باب ماجاء في الصبر على البلاء (2320)، سنن ابن ماجه، كتاب الفتن، باب الصبر على البلاء 4011

Dari Anas bin Malik RA. Rasulullah SAW bersabda: Besarnya suatu balasan amal tergantung pada besarnya cobaan yang diterima. Karena sesungguhnya Allah, jika mencintai suatu kaum, maka ia timpakan bala’ pada mereka. Siapa yang ridha, baginya keridhaan Allah. Siapa yang gundah gulana, makaia akan tersiksa karena kegundahannya (baginya kemurkaan Allah).” (HR. Turmudzi, [2320], Ibnu Majah [4021])

„Sungguh mengherankan urusan seorang Mukmin, semua urusannya berakibat baik baginya, dan itu tidak terjadi kepada selain orang-orang Mukmin, jika mereka mendapatkan kebaikan ia bersyukur dan itu baik baginya. Dan jika mereka mendapat bencana ia bersabar dan itu baik pula baginya.“ (HR.Muslim)

Husnudzan harus kita pelihara dalam diri kita.
Allah tidak menghendaki dari hamba-Nya selain kebaikan di dunia dan di akhirat.
Jangan sampai kita celaka di dunia dan teraniaya di akhirat akibat prasangka buruk kepada Allah.
Na’udzu billah, tsumma na’udzu billah.

Kedua, Tidak putus dari berdoa.
Doa merupakan senjata orang beriman, berdoa merupakan ibadah dan enggan berdoa merupakan kesombongan kepada Allah Azza wa Jalla.

Sebagai bangsa, kita ini diharapkan orang lain mestinya sudah hancur berantakan, mestinya negara yang bernama Indonesia ini sudah gulung tikar.
Krisis ekonami berkepanjangan telah menggiling bangsa.
Krisis kepercayaan, rusak moral, bom meledak di mana-mana, pemerintahan yang lemah Berbagai tekanan bahkan konspirasi untuk menghancurkan bangsa kita begitu kuat dilakukan orang.
Pertikaian dan permusuhan antar suku, entis, dan antar agama menjadi-jadi.
Pertumbuhan ekonomi yang kian memburuk.
Hutang negara kian membumbung tinggi.
Semuanya itu, mestinya sudah cukup membuat kita, sebagai bangsa ambruk terkapar

Tetapi kenyataannya tidak.
Kita masih hidup sebagai bangsa yang kuat.
Apapun keadaannya, kita masih bisa berdiri tegak.
Mengapa hingga saat ini kita masih bisa bertahan…..???.

Kita yakin seyakin-yakinnya, semuanya telah terjadi berkat doa yang dipanjatkan setiap muslim di negeri ini.
Semua itu berkat ratusan juta pasang tangan yang selalu ditengadahkan ke langit. Berdoa agar negeri ini dijauhkan dari kehancuran.
Perpaduan hati dan kecintaan menjadi awal dari persatuan.
Akhlak mulia dan sifat malu pada generasi muda akan menjadikan dunia bersih tak bernoda.

Sabda Rasulullah SAW sebutkan,

العَدْلُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى الأُمَرَاءِ أَحْسَنُ، السَّخَاءُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى الأَغْنِيَاءِ أَحْسَنُ، اَلْوَرَعُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى العُلَمَاءِ أَحْسَنُ الصَّبْرُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى الفُقَرَاءِ أَحْسَنُ، التَّوْبَةُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى الشَّبَابِ أَحْسَنُ، الَحيَاءُ حَسَنٌ وَ لَكِنْ فِى النِّسَاءِ أَحْسَنُ.
رواه الديلمى عن عمر

“Keadilan itu baik, akan tetapi lebih baik kalau berada pada umarak (pejabat pemerintahan). Kedermawanan itu baik, akan lebih baik jika ada pada orang-orang yang mampu (hartawan). Hemat cermat itu sangat baik, akan tetapi lebih baik kalau cermat itu berada pada orang berilmu. Kesabaran itu baik, namun akan lebih baik kalau ada pada orang miskin. Tobat (meninggalkan dosa itu baik), tetapi akan lebih baik kalau ada pada pemuda. Malu itu baik, tetapi akan lebih baik kalau ada pada perempuan”. (HR. Dailami dari Umar bin Khattab).

Di tangan umarak terletak kunci pemerintahan.
Penguasa yang baik akan menjadikan kehidupan dunia jernih dan saling menyayangi dalam tatanan berbangsa.

خِيَارُ أَئِمَّتُكُمُ الذِّينَ تُحِبُّوْنَهُمْ وَ يُحِبُّوْنكَمُ ْو َتُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَ يُصَلُّوْنَ عَلَيْكُمْ.

“Pemimpin/penguasa kamu yang terbaik ialah yang kamu cintai dia setulus hati, sedang mereka pun mencintai kamu rakyatnya dengan sesungguh hati pula. Kamu selalu mendo’akan keselamatan mereka kepada Allah, begitu pula mereka selalu berdo’a dan berusaha keras untuk kesejahteraan kamu rakyatnya, dengan seikhlas hati pula.

وَ شِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الذِّيْنَ تَبْغُضُوْنَهُمْ وَ يَبْغْضُوْنَكُمْ تلَعِْنُوْنـَـهُمْ وَ يَلْعَنُوْنَكُمْ.
رواه مسلم عن ابن مالك

Sejahat-jahat pimpinan pengusaha kamu ialah mereka yang selalu kamu benci karena tindak tanduknya yang tidak adil, dan merekapun membenci kamu rakyatnya setengah mati. Kamu selalu mengutuk dan melaknat mereka supaya kekuasaan mereka cepat tumbang,sedangkan mereka sendiri mengutuki kamu pula dengan cara mempersulit dan menyengsarakan kamu rakyatnya….” (Hadits menurut riwayat Imam Muslim dari A’uf bin Malik).

Ketiga, meneladani para nabi dan rasul. Mereka adalah kekasih-kekasih Allah. Sungguhpun demikian, ujian dan cobaan selalu Allah timpakan kepada mereka, amat dahsyat dan tak terperikan. Bahkan di antara mereka ada yang mendapat gelar Ulil Azmi karena keberhasilan mereka dalam mengahadapi ujian berat.

Rahasianya adalah mereka tidak pernah berputus asa kepada Allah Ta’ala.

Adalah nabiyullah Zakaria yang selalu merindukan anak, namun hingga di usianya yang mulai senja, si buah hati yang di idamkannya belum kunjung datang.
Hal itu tidak membuatnya putus asa dan kehilangan optimisme.

Dengarkan Al-Quran menuturkan,
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakariya, yaitu tatkala ia berdo`a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: „Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo`a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya`qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai“.(QS.19, Maryam: 2-6).

Orang yang sudah tua renta, istrinya mandul pula, lalu mengharapkan mempunyai anak. Rasanya akan mustahil terjadi. Harapan akan tinggal harapan.

Kekasih Allah tidak pernah menyandarkan harapannya kepada sebab-sebab manusiawi semata.

Sebab sebab itu juga merupakan kehendak Allah.
Sungguh Allah mampu menciptakan dari yang tiada menjadi ada.
Tentulah tidak akan sulit menciptakan dari yang sudah ada, walau usia renta dan istri mandul.

Akhirnya Allah mendengar doanya dan melihat ketegarannya.
„Hai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.“ (QS.19, Maryam: 7).

Itu pula yang dialami Ibrahim, Khalilullah, ketika beliau bermohon diberi turunan ketika berdoa “Rabbi, Hablii minas-Shalihin”.

Tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Tugas kita hanyalah tetap berusaha dan berdoa.

Pada perang Khandaq, saat sepuluh ribu pasukan sekutu yang terdiri dari suku Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya mengepung Madinah. Sementara Rasulullah hanya didukung dua ribu pasukan dengan parit (khandaaq) yang mengelilingi sebagian sisi kota.

Sementara itu pula, orang-orang Yahudi Bani Quraidzah yang terikat perjanjian dengan kaum Muslimin untuk melindungi wilayah perbatasan kota Madinah, telah berkhianat dan membatalkan perjanjian mereka dengan kaum muslimin dan bergabung dengan pasukan sekutu.

Dengarlah bagaimana sikap Rasulullah SAW ketika menghadapi kondisi genting ini,

“ dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS.61, Ash-Shaaf : 13)

Allahu Akbar,
Bergembiralah wahai sekalian kaum Muslimin dengan kemenangan dari Allah dan pertolongan-Nya.
Ternyata Allah memperhatikan optimisme hamba terbaik-Nya. Dua ribu pasukan Muslim dapat mengalahkan sepuluh ribu pasukan sekutu plus orang-orang Yahudi Bani Quraidzah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil-hamdu
Keempat, beramal dan bertawakkal.
Allah tidak menurunkan emas dari langit. Gunakan seluruh potensi yang Allah telah karuniakan kepada kita.

„Dan katakanlah: „Bekerjalah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kamu kerjakan“. (At-Taubah:105).

Rasulullah SAW menyebutkan kedudukan amalan karya kita di dunia ini dalam menciptakan kebahagiaan bersama-sama.

الدُّنْيَا الأَرْبَعَةُ نَفَرٍ: عَبْدٌ رِزْقَهُ الله مَالاً وَ عِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيْهِ وَ يَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَ يَعْلَمُ اللهُ حَقًّا فَهذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ
رواه الترمذي

“ Dunia ini berada dalam genggaman empat tahapan; seorang yang diberi rezki oleh Allah dengan kekayaan dan ilmu, lalu dengan kekayaan itu dia bertaqwa kepada Allah, selanjutnya di ikat tali silahturrahmi dengan masyarakat, kemudian di perhatikannya benar batas-batas hak untuk Allah. Maka disanalah kedudukan sebaik-baiknya.” (HR.Tirmidzi)

Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbanyak dengan tanah air paling strategis di perlintasan dunia. Indah seakan “qith’ah minal jannah fid-dunya”.

Negeri ini mesti kita bangun untuk umat masa depan.
Di awali memperbaiki silaturrahim.

صِلَةُ الرَّحِمِ وَ حُسْنُ اْلخُلُقِ وَ حُسْنُ الِجوَارِ يُعَمِّرْنَ الدِّيَارَ وَ يَزِدْنَ فِى الأعْمَارِ.  رواه أحمد

“Menghubungkan silaturrahim, budi pekerti yang baik den berbuat baik terhadap tetangga, itulah yang akan meramaikan kampung dan menambah umur”. (HR Ahmad)

Tidak ada yang mengubah diri kita selain kita sendiri.

„Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikuti-nya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaga-nya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.“ (QS.13, Ar-Radu: 11).

Minimal dengan memanjatkan do’a secara tulus dan ikhlas agar kemelut tidak terjadi, sebagai bagian dari mensyukuri nikmat, sesuai firman Allah,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 (ingat juga), ketika Tuhanmu mema’lumkan: „Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (Surat ibrahim ayat 7)

Akhirnya, dengan jiwa yang suci bersih bak seorang bayi yang baru lahir. Marilah kita tundukkan hati kita kepada kebesaran Allah, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita, kaum Muslimin, dan bangsa kita,

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ اِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَ انْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافَرْيْن.

“Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi kaum kafir”.

اللَّهُمَّ لاَ تُمْكِنُ الأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ َيَخافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau beri kemungkinan musuh berkuasa terhadap kami janganlah Engkau berikan kemungkinan mereka memerintah kami, walaupun kami mempunyai dosa. Janganlah Engkau jadikan yang memerintah kami, orang yang tidak takut kepada-Mu, dan tidak mempunyai kasih sayang terhadap kami”.

اللهُمَّ أَهْلِكِ الكَفَرَةَ الَّذِي يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَ يَكْذِبُوْنَ رَسُلَكَ وَ يُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَائَكَ

“Wahai Tuhan kami, hancurkanlah orang-orang yang selalu menutup jalan Engkau, yang tidak memberikan kebebasan kepada agama-Mu, dan mereka-mereka yang mendustakan Rasul-Rasul Engkau,dan mereka yang memerangi orang-orang yang Engkau kasihi”.

اللهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لا َتَرُوْدَهُ عَنِ القَوْمِ الُمجْرِمِْينَ.

“Wahai Tuhan kami, hancurkanlah kesatuan mereka, dan pecah belah barisan mereka. Turunkan kepada mereka ‘azab sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan-golongan yang selalu berbuat dosa”.

اللهُمَّ أَعِزِّ الإِسْلاَمِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اخْذُلِ الكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ

“Wahai Tuhan kami, berilah kemuliaan kepada Islam dan kaum Muslimin, rendahkanlah orang-orang yang kafir dan orang musyrik”.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ وَ تبُ ْعَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللِه بَرَكَاتهُُ

Padang, 1 Syawal 1429 H / 1 Oktober 2008 M.

Færðu inn athugasemd

ISI HATI DENGAN QUR’AN

ISI QALBU DENGAN AL QURAN,  AGAR TIDAK SEPERTI RUMAH YANG ROBOH

Sabda Rasulullah saw,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
*إِنَّ الرَّجُلَ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ*
  *_أحمد  -الدارم_*
*_“Seseorang yang di dalam hatinya tidak terdapat sedikitpun al-Quran adalah bagaikan rumah yang roboh.”_*

Hati yang tidak diisi dengan Al-Quran akan ditempati oleh sifat nifaq, cinta dunia, bisikan dan pikiran pikiran negative.
Dan berbagai gangguan fikiran, keinginan kepada nafsu syahwat dan pandangan haram yang berbisa. Oleh karena itu, Jagalah Allah, maka pastilah Allah akan menjagamu.

Ulama berkata, kecintaan agung terhadap Allah dapat direbut melalui empat pendekatan ;

*1. Mencintai Kitabullah*, sebagai tolok ukur kecintaan terhadap Rabb,

*2. Qiyamul lail*, meluangkan waktu untuk shalat malam, bermunajah kepada Allah Azza wa Jalla,

*3. Zuhud terhadap keduniaan*, maksudnya tidak terperdaya oleh dunia sehingga menghalalkan semua cara,

*4. Merenungi ayat al-Quran serta makna yang terkandung di dalamnya*, sehingga membentuk perilaku dengan aklak Qurani. 

Dalam sebuah firman Allah pada salah satu Hadist Qudsi disebutkan, 
*_“Sesiapa yang sibuk dengan tilawah Quran dan dengan berzikir, niscaya Allah akan memberinya sesuatu yang lebih afdhal daripada apa yang akan diberikanNya kepada orang yang banyak berdoa.”_*
(HR Tirmizi).

HINDARILAH …
JANGAN SAMPAI MERENDAHKAN SATU KAUM … APALAGI KALAU SESAMA MUSLIM….

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim “
(QS. Al Hujuraat :11)

DAHULU, ASIA TENGGARA
ADALAH PUSAT KERAJAAN NEGARA-NEGARA ISLAM

SEJARAH ISLAM DI ASEAN SEMOGA JADI PERINGATAN MUSLIM DI INDONESIA

*PHILIPINA*
Dulunya Philipina dengan ibu-negaranya Manila diperintah oleh Raja Sulaiman sebagai  sebuah Kerajaan Islam. Wilayah Mindanao diperintah oleh Sultan Muhammad Kabungsuwan… Sekarang sudah jadi sebuah negara yang mayoritas warganegaranya beragama  Kristen Katholik… Disamping puluhan agama lainnya, termasuk  di dalamnya Islam yang jadi minoritas.

KAMBOJA (VIETNAM)
Dulu namanya Kerajaan Melayu Islam Campa (Panduranga, Kauthara, Vijaya, Inderapura, Simhapura). Sekarang sudah jadi negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha…

*THAILAND*
Sebagiannya dahulu adalah wilayah Melayu Siam Islam dan tempat lahir ulama Islam tersohor Nusantara… Sekarang dan masa kini sudah menjadi negara yang mayoritas warga negaranya beragama Buddha.
Sistem negara pun  berasas agama Budha… Orang Melayu di sana sudah tak faham lagi bahasa asli mereka yang dahulu  yakni bahasa Melayu dan tak kenal lagi tulisan asli mereka yakni tulisan Jawi. Banyak yang percaya dan berpendapat bahwa Kedah dan Kelantan itu dahulunya adalah daerah/ tanah Thailand yang kemudian dijadikan  tanah/daerah Malaysia.

*SINGAPORE*
Dulu nama asalnya Temasek yang berapa di bawah kerajaan Johor Lama, yang merupakan tempat berdagang berbagai rumpun Melayu, Arab, dan Cina. Pelabuhan Temasek dahulu merupakan tempat berlabuh sultan-sultan Melayu Riau Lingga.. Sekarang sudah  jadi negara Singapore/Singapura yang merupakan negara sekuler / liberal yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen/Budha/Hindu dll seperti Amerika atau Eropa. Kiini hanya tinggal mata uang Singapura saja yang masih bergambar Gubernur Melayu…Hampir delirium anak-anak generasi millenium sekarang di Singapura tidak mengetahui bahwa Singapura dahulunya adalah milik negeri Melayu Islam.

ARAKAN (MYANMAR) di Birma. Agama Islam berkembang di Arakan sejak abad pertama Hijriah, zaman sahabat Nabi SAW 1400 tahun yang lalu… Islam masuk ke Farrah ini dibawa oleh para pedagang Arab pimpinan  Waqqash bin Malik  dan sejumlah tokoh Tabiiin…Kemudian, pada gelombang kedua, Islam dibawa  oleh para pedagang Arab Muslim pada abad kedua Hijrah, tahun 172 H/788 M di masa Khalifah Harun al-Rasyid… Mereka singgah di Pelabuhan  Akyab Ibukota Arakan..
Umat Islam terus berkembang di Arakan hingga berdirilah Kerajaan Islam oleh Sultan Sulaiman Syah dan berlanjut hingga 3,5 abad lamanya (1430- 1784 M), dipimpin oleh 48 raja Islam, dan berakhir dengan Raja Sulaiman Syah…  Kemudian Kerajaan Islam diruntuh oleh serbuan besar-besaran penganut Agama Buddha pada tahun 1784 Masehi.. Sejak saat itulah sampai hari ini umat Islam ditindas, diserbu, dihina, dining secara kejam, tidak berperikemanusiaan dan diperlakukan seperti hewan.. Kini mereka makin menggila dan kerasukan Sean.  Bangsa Islam Ronghiya di Burma diadikan mangsa  kekejaman (dibunuh, diperkosa, dibakar hidup-hidup) agar Islam dapat dihapuskan dalam lipatan sejarah nya.

Kini tinggal beberapa   negara-negara Melayu Islam Nusantara  seperti Brunei, Indonesia, dan Malaysia saja yang masih bertahan dan masih berpegang prinsip sebagai Kerajaan Melayu Islam (walaupun di Indonesia sudah mulai digerus dengan diangkatnya pemimpin2 kafir) yang didukung oleh naifnya sebagian muslim Indonesia yang mendukungnya dengan menyebut dirinya Islam Nusantara.

Færðu inn athugasemd

IMAN DAN ZAKAT JEMBATAN SALING MENYINTAI

Iman harusnya menjadi jembatan indah antara dua hati hamba Allah untuk saling bersaudara dalam pelukan kasih sayang..
Iman juga harusnya pula mengubah dua saudara layaknya pakaian yang saling menutupi ketika ada aib dan cela saudaranya ketika terbuka, layaknya pakaian yang menutup celah aurat untuk tidak terlihat..
Ia pun menjadi sebab terindah untuk menjadikan setiap hamba Allah berkasih sayang dalam iman untuk saling mengkuatkan dan bukan untuk saling melemahkan karena saudara iman selalu mengokohkan bukan untuk merapuhkan..

Iman seharusnya menjadikan setiap mukmin mengerti tentang kewajiban memberikan akhlaq terbaik kepada saudaranya walaupun terkadang berbeda dalam permasalahan ijitihadiyah...

Iman tak pernah menjadikan pemiliknya menjadi sombong dan angkuh menerima sesuatu yang berbeda dari saudaranya sebagaimna para sahabat kadang mereka berbeda tapi mereka tetap saling mengasihi..
Maka berikanlah akhlaq terbaik yang engkau miliki kepada sesama mukmin karena sesungguhnya generasi terbaik umat ini mereka belajar untuk berakhlaq sebelum mereka belajar untuk perkara lainnya karena apabila engkau dibenci karena kebenaran maka itu anugrah dan apabila engkau dibenci karena akhlaq mu maka itu adalah musibah….

MANFAATKANLAH MALAM-MALAM DAN HARI-HARI RAMADHAN YANG MASIH TERSISA
Al-Hàfizh Ibnu Rajab Al-Hambalî berkata,
فاستمتعوا منه بما بقي من الليالي اليسيرة والأيام, واستودعوه عملا صالحا يشهد لكم به عند الملك العلام, وودعوه عند فراقه بأزكى تحية وسلام…
Manfaatkanlah malam-malam dan hari-hari Ramadhan yang masih tersisa, serta tabunglah di dalamnya amal shalih yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya di hadapan Dzat Maha Penguasa lagi Maha Mengetahui. Lepaskan kepergian bulan Ramadhan dengan ucapan salam yang terbaik.
(Lathàiful Ma’àrif, hal. 486)

Betapa mulia kehidupan akhlaq bagi setiap mukmin, dengannya dia akan belajar menghargai sesama mukmin lainnya sehingga bersama menuju kepada Allah dengan saling mengkuatkan dan tidak saling merasa angkuh untuk menerima kebenaran serta bersikap menghargai segala perbedaaan apabila dia mengerti bahwa masalah yang ada memang bersumber kepada dalil dalil yang ada…

Marilah belajar akhlaq sebelum belajar perkara lainnya karena para sahabat mempelajari adab bersamaaan dengan mereka mempelajari ilmu..
Karena sesungguhnya seorang mukmin memperhias dirinya di hadapan mukmin lainnya dengan adab dan akhlaqnya bukan dengan ringan lisannya dengan menjatuhkan vonis kepada saudaranya tanpa disertai kemarufan..

Imam syafii menguraikan „barang siapa yang ingin Allah membukakan hatinya dan meneranginya maka hendaklah ia sering bersendirian dengan Allah, sedikit makannya, meninggalakan perkataan orang yang bodoh dan membenci ahli ilmu yang tidak memiliki sikap bijaksana dan beradab“ ....
[lihat kitab Tadzkiratus samii’wal mutakallimin 1/2]

Jadikanlah amalmu ibarat garam dan akhlaqmu ibarat tepung, perbanyaklah olehmu akhlaq yang mulia hingga perbandingan sebagaimana perbandingan tepung dan garam, dalam satu adonan karena banyak akhlaq walaupun sedikit amal itu lebih mulia dari pada banyak amal tapi miskin akhlaq dan tidaklah ada sesuatu yang paling bermanfaat setelah taqwa daripada akhlaq dan adab yang mulia….

Ya Allah muliakanlah akhlaq kami, luruskanlah lisan kami, santunkanlah sikap kami kepada saudara kami dan indahkanlah ucapan kami kepada saudara-saudara kami..

TUNAIKAN ZAKAT FITRAH
Ibnu ‘Umar Radhiyallàhu ‘anhumà berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلاَةِ
”Rasûlullàh Shallallàhu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat Ied.”. ( HR. Al-Bukhàrî, no. 1503 dan Muslim, no. 984).

Dari Ibnu ‘Umar RA dia berkata, ”Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak 1 shā’ dari kurma (al-tamar) atau 1 shā’ dari jewawut (al-sya’īr) atas setiap budak (hamba sahaya), orang merdeka, orang laki-laki, p (HR. Al-Bukhari, no. 1503; Muslim, no. 984 dan 986).

Imam Ibnu Qudamah menerangkan dalam kitabnya Al-Mughni :

قاَلَ اْلإِماَمُ ابْنُ قُدَامَةَ : فَأَماَّ زَكاَةُ الْفِطْرِ فَإِنَّهُ يُخْرِجُهاَ فِي الَبَلدِ الَّذِيْ وَجَبَتْ عَلَيْهِ فِيْهِ ، سَوَاءٌ كاَنَ ماَلُهُ فِيْهِ أَوْ لَمْ يَكُنْ. المغني ج 4 ص 134.

Imam Ibnu Qudamah berkata, ”Adapun zakat fitrah, maka dia dikeluarkan oleh seorang muslim di negeri yang zakat fitrah itu sudah diwajibkan atasnya (ketika tiba waktu wajibnya pada malam Iedul Fitri) di tempat itu, sama saja apakah harta muslim itu berada di tempat itu maupun tidak.”. (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, Juz IV, hlm. 134).

Jadi hukum asalnya adalah zakat fitrah itu dibayarkan di tempat mana pun muslim itu berada pada malam Iedul Fitri (laylatal ‘ied), seperti sudah dijelaskan di atas, karena zakat fitrah itu mengikuti tubuh (badan) muslim yang menunaikannya di mana pun dia berada, khususnya pada saat malam Iedul Fitri, yaitu ketika tiba waktu wajibnya. Jadi kalau muslim Indonesia sedang berumroh pada bulan Ramadhan, maka zakat fitrahnya dibayarkan di Makkah, bukan dibayarkan Indonesia.

Para ulama menegaskan bahwa zakat itu dibagikan/ditunaikan di tempat mana zakat itu diambil atau dikumpulkan. Dengan kata lain, tidak boleh melakukan apa yang disebut fuqoha sebagai naqlu al-zakāt (pemindahan zakat) dari satu negeri ke negeri lain, sesuai hadits Mu’adz bin Jabal RA, yang diperintahkan oleh Nabi SAW untuk mengambil zakat di Yaman, dan membagikannya juga di Yaman. Nabi SAW bersabda :

فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ

„…maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya mereka (di Yaman) dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka (di Yaman).” (HR. Al-Bukhari, no. 1395; Muslim no. 19). (Lihat Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 23/331).

Diriwayatkan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (717-720 M), pernah dikirimkan zakat dari Khurasan ke Syam. Namun Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz lalu mengembalikan zakat yang sudah sampai Syam itu ke Khurasan. (Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 23/332).

Hanya saja, dibolehkan naqlu al-zakāt (pemindahan zakat) dari satu negeri ke negeri lain, jika zakat di suatu negeri sudah mencukupi atau berlebih, maka boleh bahkan wajib hukumnya memberikan kepada negeri lain yang masih membutuhkan zakat. Dalam kitab Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah disebutkan :

إذاَ فاَضَتِ الزَّكاَةُ فِيْ بَلَدٍ عَنْ حاَجَةِ أَهْلِهاَ جاَزَ نَقْلُهاَ اتِّفاَقاً بَلْ يَجِبُ

Jika zakat sudah melimpah di sebuah negeri yang melebihi kebutuhan penduduk negeri itu, boleh hukumnya naqlu al-zakāt (pemindahan zakat), bahkan wajib hukumnya, demikian kesepakatan para ulama (tidak ada khilafiyah).” ( Al-Mausū’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 23/331).

ZAKATMU AKAN MEMBERSIHKAN DIRIMU DAN HARTAMU. Ibnu Abbàs Radhiyallàhu ‘anhumà berkata,
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
“Rasûlullàh Shallallàhu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Siapa saja yang menunaikannya sebelum shalat Ied maka zakatnya diterima dan siapa saja yang menunaikannya setelah shalat Ied maka itu hanya dianggap sebagai sedekah diantara berbagai sedekah.” (HR. Abû Daûd, no. 1609 dan Ibnu Màjah, no. 1827).

Uhibbukum Fillah… Barakallah fiikum. Wassalam BuyaHMA Buya Masoed Abidin bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Majo Kayo.

Færðu inn athugasemd

USAHAKAN HATI TETAP BERSIH DAN SELALU BERDOA

Ingat wasiat dari Nabi Shalallshu ‘alaihi wasallam tentang 7 perkara untuk bersih kan hati :
(1). Jangan Buruk sangka sesama mukmin.
(2). Jangan memata- matai orang lain.
(3). Jangan mengorek- ngorek aib orang lain.
(4). Jangan saling berlomba tentang duniawi, dan lupaakan akhirat.
(5). Jangan saling mendengki.
(6). Jangan saling membenci.
(7). Jangan saling bermusuhan.


Semoga dapat memberi hikmah, baik kepada kita semua. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

Silahkan periksa hati masing-masing.
Sehebat apapun amal yang kita perbuat, bila hati busuk akan menjadi hijab yang akan menjadikan hidup tidak bahagia dan tidak Mulia.

APA YANG DI KHAWATIR KAN ITU LAH YANG AKAN TERJADI.
„Suatu hari Rasulullah Sallallahu’alaihi Wa Sallam menjenguk orang yang sedang sakit demam.“
Beliau menghiburnya dan membesarkan hati orang tersebut.
Beliau berkata :
SEMOGA PENYAKIT MU INI MENJADI PENAWAR DOSAMU.“

Orang itu menjawab,
Tetapi ini demam yang mendidih, yang menimpa orang tua yang sudah peot, yang bisa menyeretnya ke lubang kubur.“
Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah Sallallahu’alaihi Wa Sallam berkata:
KALAU DEMIKIAN ANGGAPAN MU, MAKA AKAN BEGITU JADINYA.“
(HR.Ibnu Majah).

SUNGGUH INDAH APA YANG DIKATAKAN RASULULLAH Sallallahu’alaihi Wa Sallam.
Perhatikan pesan2 Baginda Rasulullah berikut ini:
„BARANGSIAPA YANG RIDHA, MAKA KERIDHAAN ITU UNTUKNYA.
„BARANGSIAPA MENGELUH, MAKA KELUHAN ITU AKAN MENJADI MILIKNYA.“
(H.R At-Tirmidzi)

„SALAH SATU KEBAHAGIAAN SESEORANG ADALAH KERIDHAAN NYA MENERIMA SEGALA KEPUTUSAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA.“
(HR.Ahmad)

JIKA KITA MEMIKIRKAN BAHAGIA, MAKA KITA AKAN BAHAGIA …..
Jika kita berfikiran sedih, maka kita menjadi sedih ….
Jika kita berfikiran gagal, maka kita akan menjadi gagal ….
Jika kita berfikiran sakit, maka kitapun menjadi sakit ….
YOU ARE WHAT YOU THINK.
Engkau menurut yamg engkau pikirkan.

SELALU BERPIKIR YANG POSITIF, dan
JANGAN PERNAH BIARKAN PIKIRAN NEGATIF MEMBELENGGU OTAK DAN KEHIDUPAN.
Tetaplah semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.
Tugas kita hanya dua, yaitu
✔️ BERDO’A  dan
✔️ BERUSAHA OPTIMAL.
Sedangkan selanjutnya itu tugasnya Allah Azza Wajalla..

BERTAWAKKAL LAH KEPADA ALLAH.

Nabi Sallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
„Ketika seorang hamba berkata :
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILA BILLAH.“,
Maka Allah berfirman:
LIHATLAH (hai para malaikat), ORANG INI TELAH MENYERAH KAN URUSANNYA KEPADAKU.“
(HR.Ahmad)

„SESUNGGUHNYA AKHLAK YANG BAIK MELULUH KAN DOSA, SEBAGAIMANA MATAHARI MENCAIRKAN ES YANG BEKU.“
„DAN SUNGGUH AKHLAK BURUK ITU MERUSAK AMAL SEBAGAIMANA CUKA MERUSAK MADU.“
(Ibnu Abbas ra).

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Wallaahu a’lam.

SELALU BERDOA KEPADA ALLAAH SUBHANAHU WA TA’ALA, AGAR HATI MENJADI TENANG, DAN KEHIDUPAN MENJADI LEBIH BAIK.
اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِنُوْرِ قُدْسِكَ وَ عَظَمَةِ طَهَارَتِكَ وَ بَرَكَةِ جَلاَلِكَ مِنْ كُلِّ عَافَةٍ وَ عَاهَةٍ وَ مِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقَ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
Ya Allah, sesungguh nya aku berlindung dengan cahaya kesucian-Mu dan keagungan-Mu dari segala kebencian dan gangguan serta dari segala kejahatan yang datang baik di waktu malam maupun di waktu siang, kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Yang Maha Pengasih.
أَنْتَ غِيَاثِي فَبِكَ أَغُوْثُ وَ أَنْتَ مَلاَذِي  فَبِكَ أَلـُـوْذُ وَ أَنـْتَ عِيَاذِي فَبِكَ أَعُوْذُ.
Engkau Maha Penolong, maka kepada-Mu lah aku memohon pertolongan, Engkau tempat berlindung, maka kepada-Mu lah aku berlindung, Engkau lah yang menemani, maka dengan Mu lah aku berteman.
يَا مَنْ ذَلـَّتْ لَهُ رِقَابُ الْجَبَابِرَةِ وَ خَضَعَتْ لَهُ أَعْنَاقُ الفَرَاعِنَةِ، أَعُوْذُبِكَ مِنْ خِزْيِكَ وَ كَشْفِ سَتْرِكَ وَ اْلإِنْصِرَافِ عَنْ شُكْرِكَ.
Wahai Yang Maha Kuasa, yang telah menghinakan hamba yang sombong, dan yang telah menakluk kan hamba yang angkuh, aku berlindung kepada-Mu dari menghinakan-Mu, dan membuka-buka rahasia-Mu serta berpaling dari mensyukuri nikmat-Mu.“
أَنَا فيِ حِرْزِكَ لَيْلَي وَ نَهَارِي وَ نَوْمِي وَ قَرَارِي وَ ظَعْنِي وَ أَشْفَارِي.
Aku dalam tempat-Mu yang kokoh pada waktu malam-Ku, siang-Ku, pada waktu tidur-Ku, waktu diam-Ku, waktu pagi-Ku dan perjalanan-Ku.
ذِكْرُكَ شِعَاِري وَثَنَائِكَ دِثَارِي
Mengingat-Mu adalah pakaianku dan menyanjung-Mu adalah selimut-Ku.“
لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، تَعْظِيْمًا لِوَجْهِكَ، وَ تَكْرِيْمًا لِسُبْحَانِكَ، أَجِرْنِى مِنْ خِزْيِكَ وَ مِنْ شَرِّ عِبَادِكَ، وَاضْرِبْ عَلَيَّ سُرَاِدقَاتِ حِفْظِكَ، وَ أَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فيِ حِفْظِ عِنَايَتِكَ، وَ عُدْليِ بِخَيْرٍ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
Tiada Tuhan selain Engkau, karena mengagungkan wajah-Mu dan memuliakan kesucian-Mu, jauhkanlah aku dari kehinaan dan menjadi hamba-Mu yang buruk. Berikanlah kepadaku naungan dan perlindungan-Mu, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu dalam lindungan-Mu, dan berikanlah kepadaku sebaik-baik kebaikan, wahai zat Yang Maha Pengasih lagi penyayang.
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ اِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَ انْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافَرْيْن.
Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi kaum kafir”.
اللَّهُمَّ لاَ تُمْكِنُ الأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ َيَخافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau beri kemungkinan musuh berkuasa terhadap kami janganlah Engkau berikan kemungkinan mereka memerintah kami, walaupun kami mempunyai dosa. Janganlah Engkau jadikan yang memerintah kami, orang yang tidak takut kepada-Mu, dan tidak mempunyai kasih sayang terhadap kami.”
اللهُمَّ أَهْلِكِ الكَفَرَةَ الَّذِي يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَ يَكْذِبُوْنَ رَسُلَكَ وَ يُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَائَكَ
Wahai Tuhan kami, hancurkanlah orang-orang yang selalu menutup jalan Engkau, yang tidak memberikan kebebasan kepada agama-Mu, dan mereka-mereka yang mendustakan RasulRasul Engkau,dan mereka yang memerangi orang-orang yang Engkau kasihi”.
اللهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لا َتَرُوْدَهُ عَنِ القَوْمِ الُمجْرِمِْينَ.
Wahai Tuhan kami, hancurkanlah kesatuan mereka, dan pecah belah barisan mereka. Turunkan kepada mereka ‘azab sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan-golongan yang selalu berbuat dosa”.
اللهُمَّ أَعِزِّ الإِسْلاَمِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اخْذُلِ الكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ
Wahai Tuhan kami, berilah kemuliaan kepada Islam dan kaum Muslimin, rendahkanlah orang-orang yang kafir dan orang musyrik”.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْرًا ِمنْ أَمْسِنَا، وَ اجْعَلْ غَدَنَا خَيْرًا ِمْن يَوْمِنَا، وَ احْسِنْ عَاقِبَتَنَا فيِ الأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ الآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ اْلعَفْوَ وَ العَافِيَةَ فيِ دِيْنِنَا وَ دُنْيَاناَ وَ أَهْلِيْنَا وَ أَمْوَالِنَا، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ وَ تبُ ْعَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

DOA MENGUATKAN HATI.
HINDARI SIKAP RIYA.

https://suraubuya.wordpress.com/2021/06/09/jangan-lah-riya-dan-selalu-lah-berdoa-menguatkan-hati/

Selamat Beribadah dengan Ikhlas dan hidup dengan tawadhuk serta selalu bertawakkul.

Wassalaam BuyaHMA
Buya Masoed Abidin
Buya MAbidin Jabbar
Buya Hma Majo Kayo

Færðu inn athugasemd

HIDUPKAN KEMBALI PENDIDIKAN SURAU UNTUK MEMBANGUN GENERASI UNGGUL TERCERAHKAN

MUKADDIMAH
Sudah lama kita mendengar ungkapan, “jadilah kamu berilmu yang mengajarkan ilmunya, atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an). Dan, jangan menjadi kelompok keempat, yang tidak memiliki aktifitias keilmuan sama sekali. Yakni, tidak mengajar, tidak pula belajar, serta enggan untuk mendengar”.

PERAN DU’AT DI TENGAH UMAT, PENGABDIAN MULIA, TUGAS SANGAT BERAT.
Suluah Bendang di Nagari wajib diberi amanah peran pelopor pembangunan (agent of changes). Bekal utama adalah keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT, hidup beradat, berakhlaq mulia. Inilah, yang menjadi program utama di dalam pendidikan bernuansa surau (sistim halaqah).
Tugas itu berat. Umat hanya mungkin dibentuk melalui satu proses pembelajaran, dengan pengulangan terus menerus (kontiniutas), pencontohan (uswah) yang baik. Pekerjaan ini memerlukan ketaletenan dan semangat yang prima.
Kemuliaan Du’at terpancar dari keikhlasan membentuk umat dan anak manusia menjadi pintar, beriman, berakhlaq, berilmu, mengamal kan ilmunya, untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, dan kemaslahatan umat di kelilingnya, serta mempunyai ibadah yang teratur, shaleh pribadi, dan shaleh sosial, dengan tauhid yang istiqamah.
Keberhasilan pendakwah, muballigh, mu’allim, dan murabbi (guru) akan banyak didukung oleh kearifan, yang dibangun oleh kedalaman pengertian, pengalaman dalam membaca situasi, serta upaya dan kondisi yang kondusif di sekitarnya.

TANTANGAN DI ALAF MILLENIUM, di abad keduapuluh satu ini, ditandai oleh,
(a). mobilitas serba cepat dan modern,
(b). persaingan keras dan kompetitif,
(c). komunikasi serba efektif, dalam satu global village, dan akibatnya, banyak ditemui limbah budaya kebaratan westernisasi.

Alaf baru ini hadir dengan cabaran global yang menuntut keteguhan, dalam menghadapi tantangan yang berjibun banyaknya.

TANTANGAN KONTEMPORER ;
a) Infiltrasi budaya sekularis yang menjajah mentalitas manusia,
b) The globalization life style meniru sikap Yahudi,
c) Suburnya budaya lucah (keji, cabul, hina sekali, tidak sopan, tidak senonoh)
d) Mulai menjauh dari adat budaya luhur
e) Pemujaan nilai rasa panca indera,
f) Menonjolkan keindahan sensual, erotik, seronok, ganas, kesenangan badani, kebiasaan miras (minuman keras), pergaulan bebas, kecanduan madat dan narkoba.

Menghadapi tantangan ini, semua elemen masyarakat berkewajiban mempersiapkan generasi yang siap bersaing dalam era global tersebut, dengan sibghah yang nyata.
Ada juga tantangan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan bahkan menyangkut aspek kehidupan dan perilaku kemanusiaan, di antaranya ;
a) Tidak teguh tekad Menuju Redha Allah
b) Kalah dalam Pertarungan Hati Nurani dengan Tazkiyah Nafs berdasar Alquran
c) Tipis pemahaman Tauhid Uluhiyah Dalam melaksanakan Kaidah Syarak
d) Generasi Muda Minangkabau lemah di dalam melaksanakan Syarak Mangato
e) Kurang tampil Program Keumatan, dalam Ber-Nagari dan ber-SURAU.

Penyimpangan perilaku menjadi ukuran atas kemunduran moral dan akhlak. Hilangnya kendali para remaja, berakibat ketahanan bangsa akan lenyap dengan lemahnya remaja.
Penyebab utama di antaranya, rusaknya sistim, pola dan politik pendidikan, hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan di kalangan orang tua, luputnya tanggung jawab lingkungan dan masyarakat, impotensi di kalangan pemangku adat, hilangnya wibawa ulama, dan suluah bendang di nagari, bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi bisnis, dan profesi da’i, guru, dan suluah bendang, dilecehkan.

PERILAKU UMAT JUGA BERUBAH.
Interaksi dan ekspansi kebudayaan dari luar, bergerak secara meluas. Pengaruh budaya asing berkembang pesat, seperti pengagungan materia secara berlebihan (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik), pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik).
Perilaku di atas merupakan penyimpangan sangat jauh dari budaya luhur. Pada akhirnya, melahirkan Kriminalitas, perilaku Sadisme, dan Krisis moral, secara meluas.
Perubahan dalam hidup beradat juga telah merambah Minangkabau.
Adat ndak dipacik arek, agamo ndak dipagang taguah.
Fakta menunjukkan bahwa ;
✓. Adat tidak berdampak banyak terhadap generasi muda.
✓. Tempat bertanya tidak ada, Sudah banyak yang tidak mengerti adat.
✓. Karena itu, generasi muda di Nagari mulai kebingungan.
Manakala problematika sosial ini lupa diantisipasi melalui gerakan dakwah bernuansa surau, maka arus globalisasi ini membawa perubahan yang negatif, terutama pada perilaku generasi muda (para remaja).
Para remaja akan cenderung bergerak menjadi generasi buih, dan terhempas di pantai kehidupan, menjadi dzurriyatan dhi’afan.
Generasi buih adalah suatu generasi yang berpeluang menjadi “X-G” the loses generation, tidak berani ikut serta di dalam berdayung melawan gelombang dan badai globalisasi yang deras, sehingga hilang keseimbangan.

Pada hakikatnya, hilangnya keseimbangan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, yang menyebabkan timbulnya berbagai krisis, di antaranya ;
1). Krisis nilai. Akhlaq, etika individu, dan moral sosial, serta tata pergaulan umat, telah berubah drastik. Perilaku luhur, bergeser kencang ke arah tidak acuh. Dampaknya kepada menipisnya ukhuwah. Kadang-kadang, perilaku sebagian umat, berkenan mentolerir sesuatu yang sebelumnya dikenal sebagai perbuatan maksiat.
2). Krisis konsep, dan pergeseran pandang (view) cara hidup (global life style), dan ukuran nilai (kearifan lokal dan nilai budaya luhur), mulai kabur. Sekolahan yang menjadi cerminan idealitas masyarakat tidak lagi mempertahankan pembelajaran budi akhlak.
3). Krisis kridebilitas, dengan erosi kepercayaan. Pergaulan orang tua, guru dan muballig di mimbar kehidupan, mengalami kegoncangan wibawa.
4). Krisis beban institusi pendidikan terlalu besar. Tuntutan tanggung jawab moral dan kultural dikekang oleh sistim dan aturan birokrasi. Dinamika institusi, menjadi lemah (impoten), dalam memikul beban tanggung jawab. Orientasi pendidikan beranjak dari mempertahankan prestasi kepada orientasi prestise, keijazahan, dengan beban biaya tinggi.
5). Krisis solidaritas, dan membesarnya kesenjangan miskin kaya, dan kesempatan mendapatkan pendidikan tidak merata, kurangnya idealisme generasi remaja tentang peran di masa datang.

Pergeseran budaya akan terjadi ketika mengabaikan nilai-nilai agama. Pengabaian nilai-nilai agama, menumbuh kan penyakit social yang kronis, seperti kegemaran berkorupsi, aqidah tauhid melemah, perilaku tidak mencerminkan akhlak Islami, serta suka melalaikan ibadah.

Salah satu solusi untuk mengatasi problematika keumatan ini, adalah dengan kembali ke surau.
Menjadikan surau pendidikan informal, di tengah masyarakat, tempat menambah ilmu, menguatkan amal, menanamkan akhlak, menjaga ibadah dan karakter umat, dengan berpedoman wahyu Allah SWT.

Pendidikan surau, mengajak umat kepada taqwa.
Janji Allah SWT sangat tepat, ”apabila penduduk negeri beriman dan bertaqwa dibukakan untuk mereka keberkatan langit dan bumi“ … “Jikalau Sekiranya penduduk negeri- negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpah kan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat- ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan nya.”
(QS.7,al-A’raf:96)

MENGHIDUPKAN ANTISIPASI UMAT
Umat mesti diajak mengantisipasi perkembangan global agar tidak menjadi kalah.

Dalam persaingan dimaksud, beberapa upaya mesti disejalankan dengan ;
✓. Memantapkan watak terbuka,
✓. Pendidikan aqidah tauhid,
✓. Mengamalkan nilai-nilai amar makruf nahi munkar,
✓. Integrasi moral yang kuat,
✓. Memiliki penghormatan terhadap orang tua,
✓. Mempunyai adab percakapan di tengah pergaulan,
✓. Pendalaman ajaran agama tafaqquh fid-diin, berpijak pada nilai-nilai ajaran Islam yang universal tafaqquh fin-naas.
✓. Perhatian besar terhadap masalah sosial atau umatisasi,
✓. Teguh memilih kepentingan bersama dengan ukuran moralitas taqwa,
✓. Responsif dan kritis terhadap perkembangan zaman,
✓. Mengenal kehidupan duniawi yang bertaraf perbedaan,
✓. Memacu penguasaan ilmu pengetahuan,
✓. Kaya dimensi dalam pergaulan rahmatan lil ‘alamin,
✓. Iman dan ibadah, menjadi awal dari ketahanan bangsa.

AJARKAN SILEK DAN PERKUAT SILATURRAHIM SERTA PELIHARA SELALU SHALAT
Para Asatidz harus mulai ajarkan SILEK MINANGKABAU di Madrasah binaan nya.
Tanamkan pekerti pergaulan Islami.
Hapuskan Hasad dan Dengki.
Kedengkian bila bersarang dihati, Hilang timbangan akal dan kejernihan pikir.
Ingatlah itu selalu.
Bangunlah generasi CERDAS dan SEHAT lahir batin.

Wassalam
Buya Hma Majo Kayo
Buya MAbidin Jabbar
Buya Masoed Abidin

Færðu inn athugasemd

BERSYUKUR NI’MAT

Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam :
Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia)  dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”
(HR. Muslim)

FIRMAN  ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA :
Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.“
(QS. 31:12)
Moga bermanfaat untuk introspeksi diri.

HATI-HATI DENGAN RIYA’ DAN SUM’AH.
Sabda Baginda Rasûlullâh Shallallàhu alaiyhi wa Sallam …
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ كُهَيْلٍ و حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ جُنْدَبًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَهُ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ(البخاري)
Berkata Nabi shalallahu alaihi wa salam:
Barang siapa  memperdengar kan (amalnya) maka Allah akan memperdengar kannya, dan barang siapa yang pamer (amalnya) maka Allah akan pamer dengan orang tersebut.“
(HSR Imam AL BUKHARI).

PELAJARAN BESAR HADITS ;
1.  Orang yang beramal dan memperdengar kan amalnya kepada orang lain maka dia termasuk orang yang  memamer kan amalnya kepada orang lain.
2.  Jika begitu maka tidak ada keikhlasan dalam beramal bagi orang yang suka memperdengarkan amalnya.
3.  Orang yang suka pamer nanti Allah akan pamer terhadap orang tersebut bahwa Allah Maha Kaya tidak memerlukan amal dari orang tersebut.
4.  Sebenarnya hadits ini sangat simple dan praktis namun  sulit dilakukan.
5.  Seorang yang beramal harus memurnikan niat nya karena Allah dan tidak boleh menceritakan amalnya tersebut.
6.  Menceritakan amal dirinya berarti manusia tersebut tidak ikhlas dengan amalnya.
7.  Sebenarnya jika seseorang itu imannya kuat, dan didorong ilmu yang cukup maka ia akan menjadi orang ikhlas dalam beramal dan untuk memperkuat iman itu harus dilaku kan secara integral dan kaffah.

  BIMBINGAN AL-QURAN :
1.  Yakni dengan MENGERJAKAN AMAL SEMATA- MATA HANYA KARENA ALLAH, tiada sekutu bagi- Nya. Demikianlah syarat utama amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Katakanlah (wahai Muhammad): „Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh karena itu, siapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya„. (Q.Surat Al-Kahfi 110).
2.  Sifat orang MUNAFIK diantara nya, TIDAK ADA IKHLAS bagi mereka, dan amal mereka bukan karena Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu, mereka sering meninggal kan salat yang sebagian besar nya tidak kelihatan di mata umum, seperti salat Isya di hari yang gelap, dan salat Subuh di saat pagi masih gelap.
إِنَّ الْمُنافِقِينَ يُخادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خادِعُهُمْ وَإِذا قامُوا إِلَى الصَّلاةِ قامُوا كُسالى يُراؤُنَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia.“
(QS.An Nisa:48).

JANGANLAH MENJADI PEMIMPIN YANG MENIPU RAKYAT
Ma’qil bin Yasar_Radhiyallâhu anhu_ berkata, Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan nya masuk surga.
(HR. Ad-Darimî, 2676)

HAK MUSLIM ATAS MUSLIM LAINNYA.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda :
Hak muslim atas muslim lainnya ada lima“ yaitu:
Menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang yang bersin.“
(Shahih al-Bukhari, 1164).
Demikianlah sebuah peringatan dari Allah dan Rasûlullâh …

PESAN HADIST INI :
1. Hak muslim atas muslim lainnya, yang berarti setiap muslim wajib melakukan 5 hal ini untuk saudaranya yang muslim.
2. Kewajiban menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.

Semua perbuatan itu akan berdampak kuatnya silaturahim yang sangat bermanfaat bagi penguatan kerukunan dan kesaudaraan yang akrab dalam pergaulan hidup yang melahirkan kenyamanan dan kebahagiaan.

Moga Barmanfaat buat kita semua.
Wassalaam BuyaHMA Masoed Abidin Za Jabbar
Buya Hma Majo Kayo
Buya Masoed Abidin
Buya MAbidin Jabbar

Færðu inn athugasemd

BENCANA SIFAT HASAD (DENGKI).

1). MEMBENCI TAKDIR ALLAH.
Seorang yang hatinya diliputi hasad akan mudah tidak suka terhadap nikmat yang ditakdirkan Allah kepada orang lain.
2). MELAHAP KEBAIKAN.
Hasad akan melahab kebaikan sebagai mana api melahab kayu Bakar yang kering.
(HR. Abu Daud).
3). MENYENGSARA KAN HATI.
Setiap kali orang yang hasad menyaksikan tambahan nikmat yang didapat orang lain maka hatinya semakin sesak dan sengsara.
4). MENYERUPAI ORANG YAHUDI.
Sifat hasad adalah salah satu tabiat bawaan orang yahudi.
5). HASAD TIDAK AKAN MENGUBAH TAKDIR.
Seberapa pun besar kadar hasad seseorang, itu tidak akan menghilangkan nikmat yang telah Allah karuniakan.
6(. MENAFIKAN KESEMPURNAAN IMAN.
Sifat hasad bertolak belakang dengan iman yang sempurna.
Salah seorang kalian tidak akan mencapai kesempurnaan iman hingga menginginkan untuk saudaranya kebaikan kebaikan yang diinginkan untuk diri sendiri.
(HR. Bukhari-Muslim).
7). MELALAIKAN DOA.
Hasad menyebabkan pemiliknya lupa berdoa untuk memohon karunia Allah atas dirinya akibat selalu memikirkan nikmat yang ada pada diri orang lain.
Ingat Firman Allah, (Qs.An-Nisaa 32).
8). MEREMEHKAN NIKMAT YANG ADA.
Sifat hasad menyebabkan pemiliknya menganggap remeh nikmat Allah  yang ada pada dirinya, dia selalu beranggapan bahwa dirinya tidak diberi nikmat.
9). MENYUBURKAN   AKHLAK TERCELA.
Hasad adalah akhlak tercela.
Orang yang hasad terhadap seseorang akan selalu sibuk untuk mengawasi nikmat yang Allah berikan kepada orang orang disekelilingnya.
10). KERUGIAN DI AKHIRAT.
Orang yang hatinya sudah dibutakan hasad umumnya akan menzhalimi orang yang dihasadi nya ….
Jika sudah demikian, diakhirat orang yang menjadi korban kehasadannya punya hak untuk mengambil kebaikan orang yang hasad sebagai balasan atas kezhalimannya.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara- saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang- orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.“
(QS. Al-Hasyr: Ayat 10).
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat hasad dan menjadikan kita hamba-Nya yang pandai bersyukur.
Aamiin.
(Disarikan dari kitab Aktualisasi Akhlak Muslim.)

CARILAH ILMU, ALLAH AKAN MUDAHKAN JALAN UNTUK MENCARINYA.
عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِى الدَّرْدَاءِ فِى مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنِّى جِئْتُكَ مِنْ مَدِينَةِ الرَّسُولِ -صلى الله عليه وسلم- لِحَدِيثٍ بَلَغَنِى أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَا جِئْتُ لِحَاجَة …
قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ
« مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ »
Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata,
Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut.
Abu Darda’  lantas berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda …,
“BARANGSIAPA MENEMPUH JALAN UNTUK MENCARI ILMU, MAKA ALLAH AKAN MUDAHKAN BAGI NYA DI ANTARA JALAN MENUJU SURGA.“
Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.“
Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air.
Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya.“
„SESUNGGUHNYA ULAMA ADALAH PEWARIS PARA NABI.“
Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham.“
„BARANGSIAPA YANG MEWARISKAN ILMU, MAKA SUNGGUH IA TELAH MENDAPAT KEBERUNTUNGAN YANG BESAR.”
(HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

KEUTAMAAN SHADAQAH.
1). MEMADAMKAN KEMURKAAN ALLAH.
Sesungguhnya shadaqah yang dikeluarkan secara rahasia dapat memadamkan kemurkaan Allah.“
(HR. Tabrani, dihasankan oleh al-bani).
2).  MENGHAPUS DOSA.
Shadaqah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.“
(HR. Ibnu Majah, dihasankan oleh al-Bani).
3). PELINDUNG DARI API NERAKA.
Hindarilah api Neraka walau dengan (BERSEDEKAH) walau hanya separuh kurma.“
(HR. Bukhari-Muslim).
4). DINAUNGI OLEH SEDEKAH NYA PADA HARI KIAMAT
Setiap muslim barada dalam nauangan shadaqah nya hingga diputuskan perkara diantara manusia (pada hari Kiamat).“ atau dia mengata kan: „hingga hukum diputuskan diantara umat manusia.“
(HR. Ahmad).
5). MENGOBATI PENYAKIT JASMANI.
Obatilah orang- orang yang sakit diantara kalian dengan bersedekah.“
(HR. Dihasankan oleh al-Bani).
6). MENGOBATI PENYAKIT HATI.
Jika kamu ingin kelembutkan hatimu, maka beri makan fakir miskin dan usaplah kepala (sayangilah) Anak yatim.“
(HR Ahmad).
7). MENDAPAT KEBERKAHAN PADA HARTA.
Shadaqah itu tidak akan mengurangi Harta.“
(HR. Muslim).
8). HARTA YANG DI SHADAQAHKAN ITU YANG AKAN TERSISA.
(HR. Tirmidzi).
9). DIPANGGIL DARI SALAH SATU PINTU KHUSUS DI SURGA.
(HR. Bukhari-Muslim).
10). MEMBERSIH KAN DAN MENGIKIS KOTORAN PADA HARTA KARENA PERBUATAN SIA-SIA, SUMPAH, DUSTA DAN KELALAIAN.
Wahai para pedagang, sesungguhnya perniagaan ini kerap kali di iringi perbuatan sia-sia dan sumpah. Maka bersihkanlah ia dengan shadaqah.„.
(HR. Abu Daud).
Semoga bermanfaat.

SESUNGGUHNYA NABI – Shallallahu alaiyhi wa Sallam
TIDAKLAH MEWARIS KAN DINAR DAN TIDAK PULA DIRHAM.“

„BARANGSIAPA YANG MEWARISKAN ILMU, MAKA SUNGGUH IA TELAH MENDAPAT KEBERUNTUNGAN YANG BESAR“

(HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

JABATAN ADALAH PENYESALAN DI HARI KIAMAT, KECUALI ..…
Abu Dzar berkata, Wahai Rasûlullàh, tidakkah engkau menjadikanku seorang pemimpin? Lalu, Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda,
يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah untuk memegang jabatan padahal JABATAN MERUPAKAN AMANAH. Pada hari kiamat IA ADALAH KEHINAAN DAN PENYESALAN, kecuali orang yang mengambil nya dengan haknya, dan menunai kannya dengan sebaik-baik nya.
(HR. Muslim, 3404).

DILARANG PILIH PEMIMPIN KAFIR YANG MENINGGAL KAN ORANG MUKMIN
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا (138) الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (139)
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
(QS. An-Nisà’: 138-139)

PEMIMPIN BODOH
Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ka’àb bin Ujrah Radhiyallâhu ‘anhu,
أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي
Mudah-mudahan Allah melindungimu dari para pemimpin yang bodoh (dungu). Ka’àb bin Ujzah bertanya: Apa yang dimaksud dengan pemimpin yang dungu wahai Rasûlullàh? Beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam menjawab: Mereka adalah para pemimpin yang hidup sepeninggalku. Mereka tidak pernah berpedoman pada petunjukku, mereka tidak mengikuti sunnahku. Siapa saja yang membenarkan kedustaan mereka ataupun mendukung atas kezaliman mereka, maka orang itu tidak termasuk golonganku, karena aku bukanlah orang seperti itu. Mereka juga tidak akan mendapatkan air minum dari telagaku.“ (Musnad Ahmad, 13919)

Wassalam BuyaHMA
Buya Hma Majo Kayo
Buya MAbidin Jabbar
Buya Masoed Abidin
Buya Masoed Abidin
Masoed Abidin ZAbidin Jabbar

Færðu inn athugasemd

MAKNA DERMAWAN

Menurut Raghib Al-Ashbahani -rahimahullah- menyebutkan ;
الجود جودان, جود بما في اليد وجود عما في يد غيرك وهو أعظمها
Kedermawanan itu ada dua macam:
Pertama,
Kedermawanan dengan memberi apa yang ada di tangan kita.
Kedua, kedermawanan berupa upaya menahan diri dari apa yang ada di tangan orang lain. Inilah (kedermawanan) yang paling besar. (Adz-Dzari’ah: 122).

Khulashah – nya ;
Seringkali kedermawanan dimaknai dengan memberi, memberi dan memberi.
Di saat kita tidak memiliki sesuatu untuk diberi, kita lantas merasa tidak bisa berderma.
Padahal disana ada kedermawanan yang lain, yaitu kedermawanan hati.
Kerdermawanan jenis ini lebih dikenal dengan istilah qana’ah, merasa cukup dengan pembagian Allah dan tak memendam ketamakan pada apa yang di miliki orang lain.
Lalu mengapa Ar-Raghib menilainya sebagai kedermawanan yang paling besar..?
Disana ada pertarungan antara prinsip qana’ah yang kita pilih dan kemauan hati yang selalu menginginkan apa yang dimiliki orang lain. Ini jauh lebih sulit dari sekedar memberi.
Bila Allah memberi kita kelebihan, maka berbagilah dengan orang lain.
Bila tidak, maka tahanlah diri dari sifat meminta- meminta dan tamak terhadap apa yang dimiliki orang lain.
Dengan begitu kita sudah dianggap berderma.
Kesimpulannya, dengan atau tanpa materi kita tetap bisa berderma.

JANGAN LALAI DARI MENGINGAT ALLAH.
1). Dalam sebuah hadist disebutkan …
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman ;
✓. „Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.“
✓. Aku bersamanya ketika ia mengingat- Ku.
Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.
✓. Jika ia mengingat- Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingat nya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).
✓. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepada nya sehasta.“
✓. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepada nya sedepa.
✓. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.”
(HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

2). JANGAN SUKA MEMBINCANGKAN AIB ORANG LAIN …
قال ابن القيم رحمه الله :
طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس
وويلٌ لمن نسي عيبه وتفرغ لعيوب الناس
فالأول علامة السعادة، والثاني علامة الشقاوة.
#طريق_الهجرتين (271/1
Berkata Ibnul Qayyim … “ Beruntung lah bagi seorang yang sibuk melihat aibnya sendiri daripada menyibuk kan diri melihat aib2 orang lainDan celaka lah bagi seorang yang lupa kepada aibnya sendiri, dan sibuk dengan melihat atau membincang kan aib2 orang lain … Yang pertama, (yakni yang mau melihat aibnya sendiri) adalah tanda kebahagian .. Yang kedua, (yakni yang sibuk membaca aib orang lain) adalah tanda kesengsaraan.
(kitab Thariq Hijratain, juz 1 hal.271).

MENANGIS KARENA ALLAH.
✔️. Pernahkah kita menangis karena Allah? Pernahkah kita menangis karena takut akan siksa-Nya, sebab begitu banyak dosa yang kita perbuat?_*
Jika belum,
MENANGISLAH …
✔️. Menangislah karena takut pada-Nya.
✔️. Menangislah dengan ikhlas.
✔️. Menangislah karena ingin ada nya perubahan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang- orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
(QS. Al Anfal [8] : 2)

Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Ini adalah sifat orang beriman yang sebenarnya. Yaitu ketika mengingat Allah, hatinya menjadi takut (gemetar). Sehingga dia mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.”

Sufyan Ats Tsauriy mengatakan bahwa dia mendengar As Sudiy berkata tentang ayat ini, bahwa orang yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang berbuat zhalim atau ingin bermaksiat.
Lalu ada yang mengatakan padanya, “Bertaqwalah pada Allah.”
Maka hatinya takut (gemetar).

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka ketika mengingat Allah.”
(QS. Al Hadid [57] : 16),
yaitu menjadi lembut (tenang) hati orang beriman ketika berdzikir, mendengar nasehat, mendengar Al Qur’an. Akhirnya hati tersebut menjadi memahami, mematuhi, mendengar dan taat ketika mengingat-Nya.

Allah Ta’ala juga berfirman,
وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آَمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
Dan apabila mereka mendengar kan apa yang diturun kan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucur kan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).“ seraya berkata:
Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam).”
(QS. Al Ma’idah [5] : 83).

Abdullah bin Az Zubair mengatakan bahwa ayat ini mengisahkan tentang Raja Najasiy dan pengikutnya.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sahabat Ibnu Abbas,
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah.”
(HR. Tirmidzi. Hadits ini shahih ligairihi, yaitu shahih dilihat dari jalan lainnya, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1229).

Semoga bermanfaat buat semua.
Wassalam BuyaHMA
Buya Hma Majo Kayo
Buya MAbidin Jabbar
Buya Masoed Abidin

Færðu inn athugasemd

DALAMI HUBUNGAN PERTEMANAN SESAMA.

Sebanyak apapun teman yang di miliki, atau yang paling akrab dengan mereka, namun bila terjadi ….
✔️ Tidak ada satupun yang mengajak dalam kebaikan.
✔️ Tidak satupun yang mengajak serta mengingatkan untu „hijrah“ kearah yang lebih baik.
✔️ Tidak satupun yang mengajak mengenal sunnah-sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam yang disampaikan dalam riwayat hadits-hadits shahihnya.
✔️ Tidak satupun yang mengajak berangkat untuk menuntut ilmu agama.
✔️ Tidak satupun mengingatkan untuk menunaikan ibadah shalat.
✔️ Bahkan tidak satupun yang mengajak ingat kepada Allah.

Jika benar demikian, ketahui lah bahwa persahabatan sedemikian sebenar nya berada dalam kondisi yang tidak baik, meskipun ada juga yang memandang nya baik karena mengaitkan dengan ibadah dan mengenal Allah itu adalah urusan peribadi, karena persahabatan tersebut hakikat nya hanya akan mendatangkan permusuhan hebat di hari kiamat!

¤ Allah berfirman :
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ
Teman-teman karib pada hari itu (kiamat) nanti saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.“
(Qs. Az-Zukhruf 67)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata ; „Bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah, inilah yang kekal selamanya.“
(Tafsir Ibnu Katsir)

Jika hubungan persahabatan yang tidak didasari oleh niat cinta karena Allah, dimana di dalamnya tidak ada saling menasehati karena Allah, tidak ada saling mengajak hijrah kembali dijalan Allah … maka kelak pada hari kiamat nanti hal itu hanya akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan.

Persahabatan yang akan kekal sampai hari kiamat kelak adalah persahabatan yang di isi saling menasehati, saling mengingatkan dalam ketakwaan dan saling mengajak kembali ke jalan Allah. … Dan itulah persahabatan yang tidak pernah akan ada kerugian didalamnya.

¤ Allah berfirman :
وَالْعَصْرِ (١) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (٢) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(٣)
„(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.“
(Qs. Al-‘Asr 1-3).

SEGERA PERBAIKI LINGKUNGAN PERTEMANAN, DAN SEGERA DICARI LINGKUNGAN YANG BAIK (yang shalih dan shalihah) … IN-SYAA-ALLAH ……
✔ Yang selalu mengingatkan dan saling menasihati dijalan Allah..
Yang berani menegur jika engkau salah..
✔ Yang berani mengajak untuk menuntut ilmu agama..
Yang berani membawa kepada hal yang berisi bermanfaat bagi orang banyak sesuai bimbingan agama yang benat (haq) …
✔ Berani mengingat kan tentang peringatan-peringatan yang berisi kebaikan untuk mengajak kembali kejalan Allaah …
Dan yang tidak bosan menegur agar senantiasa memperbaiki diri agar lebih baik..

Persahabatan yang sedikit tetapi peduli akan akhirat itu amat jauh lebih baik dibandingkan persahabatan yang banyak jumlahnya tetapi tidak ada yang mempedulikan akhirat sama sekali.

IMAM SYAFI’I BERKATA : …… ….. „Jika engkau punya teman (yang selalu membantu mu dalam ketaatan kepada Allah) maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari teman ‘baik’ itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.

INGATLAH ….  Biasakanlah mengikuti hal yang benar
(dalam mensikapi),
bukan membenar kan apa yang biasa dilakukan.

PERCAYAKAN TAKDIR KEPADA ALLAAH, iringkan dengan usaha dan ikhtiar, In-Syaa-Allaah penyakit, rasa cemas, rasa takut dan sebagainya akan hilang.
Lewati hidup sebagaimana mestinya, seperti air mengalir, dan jangan lupa berpegang teguh kepada ketentuan ALLAH.
Selamat menjalani kehidupan sambil santai menunggu jemputan.
Aamiin.

ALLAH MENOLONG YANG MEMPERMUDAH URUSAN UMAT ISLAM
Dari ‘Aisyah Radhiyallâhu ‘Anhâ, bahwa Nabi Shallallâhu ‘alihi wa sallam berdo’a,
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أمْرِ أُمَّتِي شَيْئاً فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ فَارفُقْ بِهِ
Ya Allah, siapa saja yang diberikan amanah mengurus urusan umatku lalu dia mempersulit mereka maka persulitlah dia. Dan siapa saja yang diberikan amanah mengurus urusan umatku lalu dia berlaku baik kepada mereka, maka perlakukanlah dia dengan baik pula.
(HR. Muslim no. 1828, Ahmad no. 24622, Ibn Hibbàn no. 553)

KUATKAN HATI MENJALABI TAKDIR.
Setiap yang terjadi menurut takdirnya.
Pemilik takdir hanya ALLAAH semata.
Kita (makhluk) ini hanya akan menempuh takdir itu saja.

BANYAK BERDOA DAN JAUHKAN DIRI DARI BERDOSA.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ *لَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِخَطِيئَةٍ يَعْمَلُهَا.
dari Tsauban ia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Tidak menambah umur kecuali perbuatan baik, tidak ada yang bisa MENOLAK TAKDIR KECUALI DOA, dan sungguh, seorang laki-laki TERTAHAN RIZKI NYA KARENA KESALAHAN YANG TELAH IA LAKUKAN.“
(HR.Ibnu Majah 87).

DOA MUNAJAH SEORANG HAMBA KEPADA KHALIK YANG MAHA RAHMAN“
اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِنُوْرِ قُدْسِكَ وَ عَظَمَةِ طَهَارَتِكَ وَ بَرَكَةِ جَلاَلِكَ مِنْ كُلِّ عَافَةٍ وَ عَاهَةٍ وَ مِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقَ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
Ya Allah, sesungguh nya aku berlindung dengan cahaya kesucian-Mu dan keagungan-Mu dari segala kebencian dan gangguan serta dari segala kejahatan yang datang baik di waktu malam maupun di waktu siang, kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Yang Maha Pengasih.
أَنْتَ غِيَاثِي فَبِكَ أَغُوْثُ وَ أَنْتَ مَلاَذِي فَبِكَ أَلـُـوْذُ وَ أَنـْتَ عِيَاذِي فَبِكَ أَعُوْذُ
Engkau Maha Penolong, maka kepada-Mu lah aku memohon pertolongan, Engkau tempat berlindung, maka kepada-Mu lah aku berlindung, Engkau lah yang menemani, maka dengan Mu lah aku berteman.
يَا مَنْ ذَلـَّتْ لَهُ رِقَابُ الْجَبَابِرَةِ وَ خَضَعَتْ لَهُ أَعْنَاقُ الفَرَاعِنَةِ، أَعُوْذُبِكَ مِنْ خِزْيِكَ وَ كَشْفِ سَتْرِكَ وَ اْلإِنْصِرَافِ عَنْ شُكْرِكَ
Wahai Allah Yang Maha Kuasa, yang telah menghinakan hamba yang sombong, dan yang telah menakluk kan hamba yang angkuh, aku berlindung kepada-Mu dari menghinakan-Mu, dan membuka-buka rahasia-Mu serta berpaling dari mensyukuri nikmat-Mu.
أَنَا فيِ حِرْزِكَ لَيْلَي وَ نَهَارِي وَ نَوْمِي وَ قَرَارِي وَ ظَعْنِي وَ أَشْفَارِي
Aku dalam tempat-Mu yang kokoh pada waktu malam-Ku, siang-Ku, pada waktu tidur-Ku, waktu diam-Ku, waktu pagi-Ku dan perjalanan-Ku.
ذِكْرُكَ شِعَاِري وَثَنَائِكَ دِثَارِي
Mengingat-Mu adalah pakaianku dan menyanjung-Mu adalah selimut-Ku
لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، تَعْظِيْمًا لِوَجْهِكَ، وَ تَكْرِيْمًا لِسُبْحَانِكَ، أَجِرْنِى مِنْ خِزْيِكَ وَ مِنْ شَرِّ عِبَادِكَ، وَاضْرِبْ عَلَيَّ سُرَاِدقَاتِ حِفْظِكَ، وَ أَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فيِ حِفْظِ عِنَايَتِكَ، وَ عُدْليِ بِخَيْرٍ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Tiada Tuhan selain engkau, karena mengagungkan wajah- Mu dan memuliakan kesucian-Mu, jauhkan lah aku dari kehinaan dan menjadi hamba- Mu yang buruk. Berikanlah kepadaku naungan dan perlindungan-Mu, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu dalam lindungan-Mu, dan berikanlah kepadaku sebaik-baik kebaikan, wahai zat Yang Maha Pengasih lagi penyayang.
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ اِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَ انْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافَرْيْن
Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi kaum kafir.
اللَّهُمَّ لاَ تُمْكِنُ الأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ َيَخافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau beri kemungkinan musuh berkuasa terhadap kami janganlah Engkau berikan kemungkinan mereka memerintah kami, walaupun kami mempunyai dosa. Janganlah Engkau jadikan yang memerintah kami, orang yang tidak takut kepada-Mu, dan tidak mempunyai kasih sayang terhadap kami.”
اللهُمَّ أَهْلِكِ الكَفَرَةَ الَّذِي يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَ يَكْذِبُوْنَ رَسُلَكَ وَ يُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَائَكَ
Wahai Tuhan kami, hancurkanlah orang-orang yang selalu menutup jalan Engkau, yang tidak memberikan kebebasan kepada agama-Mu, dan merekamereka yang mendustakan Rasul-Rasul Engkau,dan mereka yang memerangi orang-orang yang Engkau kasihi.”
اللهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لا َتَرُوْدَهُ عَنِ القَوْمِ الُمجْرِمِْينَ
Wahai Tuhan kami, hancurkanlah kesatuan mereka, dan pecah belah barisan mereka. Turunkan kepada mereka ‘azab sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan-golongan yang selalu berbuat dosa.”
اللهُمَّ أَعِزِّ الإِسْلاَمِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اخْذُلِ الكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ
Wahai Tuhan kami, berilah kemuliaan kepada Islam dan kaum Muslimin, rendahkanlah orang-orang yang kafir dan orang musyrik.“
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

Terimakasih
Wassalaam
Akhuna Fillaah
Buya Hma Majo Kayo
Buya MAbidin Jabbar
Masoed Abidin Za Jabbar
Masoed Abidin
Masoed Abidin bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar
Buya Masoed Abidin Jabbar
.

Færðu inn athugasemd

PERILAKU MASYARAKAT MADANI DAN MAJU, SESUAI SYARA’ MANGATO

BEBERAPA PERILAKU MASYARAKAT MADANI (MAJU) SEBAGAIMANA DIPERINTAHKAN OLEH ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA DALAM KITABULLAH ALQUR’AN UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI

(1). Jangan berkata kasar.
(QS 3 – Ali Imran : 159).

(2). Tahanlah amarah.
(QS 3 – Ali Imran : 134).

(3). Berbaik lakulah kepada orang lain.
(QS 4 – An Nisaa’ : 36)

(4). Jangan sombong dan arogan.
(QS 7 – Al A’raaf : 13).

(5). Maafkanlah kesalahan orang lain.
(QS 7 – Al A’raaf : 199).

(6). Berbicaralah dengan nada halus.
(QS 20 – Thaahaa : 44).

(7). Rendahkanlah suaramu.
(QS 31 – Luqman : 19).

(8). Jangan mengejek orang lain.
(QS 49 – Al Hujuraat : 11).

(9). Berbaktilah pada orang tua.
(QS 17 – Al Israa’ : 23).

(10). Jangan mengeluarkan kata yang tidak menghormati orang tua
(QS 17 – Al Israa’ : 23).

(11). Jangan memasuki kamar pribadi orang tua tanpa ijin.
(QS 24 – An Nuur : 58)

(12). Catatlah hutang-hutangmu.
(QS 2 – Al Baqarah : 282)

(13). Jangan mengikuti orang secara membabi buta.
(QS 2 – Al Baqarah : 170)

(14). Berikanlah perpanjangan waktu bila orang yang berhutang kepadamu dalam kesulitan.
(QS 2 – Al Baqarah : 280)

(15). Jangan makan riba / membungakan uang
(QS 2 – Al Baqarah : )

(16). Jangan melakukan penyuapan.
(QS 2 – Al Baqarah : 188)

(17). Jangan ingkar atau melanggar janji.
(QS 2 Al Baqarah : 177).

(18). Jagalah kepercayaan orang lain kepadamu.
(QS 2 – Al Baqarah : 283)

(19). Jangan campur adukan kebenaran dengan kebohongan.
(QS 2 – Al Baqarah : 42)

(20). Berlakulah adil terhadap semua orang
(QS 4 – An Nisaa’ : 58)

(21). Tegakkanlah keadilan dengan tegas
(QS 4 – An Nisaa’ : 135)

(22). Harta yang meninggal harus dibagikan kepada anggota keluarga.
(QS 4 – An Nisaa’ : 7)

(23). Wanita memiliki hak waris.

(24). Jangan memakan harta para anak yatim.
(QS 4 – An Nisaa’ : 10)

(25). Lindungi anak yatim.
(QS 2 – Al Baqarah : 220)

(26). Jangan memboroskan harta dengan semena-mena.
(QS 4 – An Nisaa’ : 29)

(27). Damaikanlah orang yang berselisih.
(QS 49 – Al Hujuraat : 9)

(28). Hindari prasangka buruk.

(29). Jangan memata-matai atau memfitnah orang
(QS 2 – Al Baqarah : 283)

30. Jangan memata-matai atau memfitnah orang.
(QS 49 – Al Hujuraat : 12)

(31). Gunakan harta untuk kegiatan sosial.
(QS 57 – Al Hadid : 7)

(32(. Biasakan memberi makan orang miskin.
(QS 107 – Al Maa’uun : 3)

(33). Bantulah orang fakir yang berada di jalan Allah.
(QS 2 – Al Baqarah : 273)

(34). Jangan menghabiskan uang untuk bermegah-megah.
(QS 17 – Al Israa’ : 29)

(35). Jangan menyebut-nyebut tentang sedekahmu.
(QS 2 – Al Baqarah : 264)

(36). Hormatilah tamu anda
(QS 51 – Adz Dzaariyaat : 26)

(37). Perintahkan kebajikan setelah kita melakukannya sendiri
(QS 2 – Al Baqarah : 44)

(38). Jangan berbuat kerusakan di muka bumi
(QS 2 – Al Baqarah : 60)

(39). Jangan menghalangi orang datang ke masjid.
(QS 2 – Al Baqarah : 114).

(40). Perangilah mereka yang memerangi mu.
(QS 2 – Al Baqarah : 190)

(41). Jagalah etika perang
(QS 2 – Al Baqarah : 191)

(42). Jangan lari dari peperangan.
(QS 8 – Al Anfaal : 15).

(43). Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (Islam).
(QS 2 – Al Baqarah : 256)

(44). Berimanlah kepada para Nabi.
(QS 2 – Al Baqarah : 285)

(45). Jangan melakukan hubungan badan saat haid.
(QS 2 – Al Baqarah : 222)

(46(. Susuilah anak-anakmu selama dua tahun penuh.
(QS 2 – Al Baqarah : 33)

(47). Jauhilah hubungan badan diluar nikah
(QS 17 – Al Israa’ : 32)

(48). Pilihlah pemimpin berdasarkan ilmu dan jasanya
(QS 2 – Al Baqarah : 247)

(49). Jangan membebani orang di luar kesanggupannya
(QS 2 – Al Baqarah : 286)

(50). Jangan mau dipecah belah
(QS 3 – Ali Imran : 103)

(51). Renungkanlah keajaiban dan penciptaan alam semesta ini.
(QS 3 – Ali Imran 3 :191).

(52). Lelaki maupun wanita mendapat imbalan yang sama sesuai perbuatannya
(QS 3 – Ali Imran : 195).

(53). Jangan menikahi mereka yang sedarah denganmu.
(QS 4 – An Nisaa’ : 23).

(54). Keluarga harus di-imami oleh seorang laki-laki.
(QS 4 – An Nisaa’ : 34)

(55). Jangan pelit
(QS 4 – An Nisaa’ : 37).

(56). Jangan iri hati
(QS 4 – An Nisaa’ : 54).

KEUTAMAAN JIHAD DALAM ISLAM (12): DISELAMATKAN DARI SIKSA KUBUR
Rasûlullâh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ
Orang yang mati dalam berjihad di sisi Allah mempunyai enam keutamaan; (1) Dosanya akan diampuni sejak awal kematiannya; (2) Diperlihatkan tempat duduknya di surga; (3) Dijaga dari siksa kubur, dan diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur; (4) Diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya; (5) Dinikahkan dengan 72 bidadari surga; dan (6) Diberi hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya.” (HR. At-Tirmidzî no. 1586 dan Ibnu Màjah no. 2789)

(57). Jangan saling membunuh
(QS 4 – An Nisaa’ : 92).

(58). Jangan membela ketidak jujuran atau kebohongan
(QS 4 – An Nisaa’ : 105).

(59). Jangan bekerja-sama dalam dosa dan kekerasan
(QS 5 – Al Maa-idah : 2).

(60). Bekerja samalah dalam kebenaran
(QS 5 – Al Maa-idah : 2)

(61). Mayoritas bukanlah merupakan kriteria kebenaran
(QS 6 – Al An’aam : 116)

(62). Berlaku adil.
(QS 5 – Al Maa-idah:8)

(63). Berikan hukuman untuk setiap kejahatan
(QS 5 – Al Maa-idah : 38)

(64). Berjuanglah melawan perbuatan dosa dan melanggar hukum
(QS 5 – Al Maa-idah : 63)

65. Dilarang memakan binatang mati, darah dan daging babi.
(QS 5 – Al Maa-idah : 3)

(66). Hindari minum racun dan alkohol.
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)

(67). Jangan berjudi
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)

(68). Jangan menghina keyakinan atau agama orang lain.
(QS 6 – Al An’aam : 108)

(69). Jangan mengurangi timbangan untuk menipu.
(QS 6 – Al An’aam : 152)

(70). Makan dan minumlah secukupnya
(QS 7 – Al A’raaf : 31)

(71). Kenakanlah pakaian yang bagus saat shalat.
(QS 7 – Al A’raaf : 31)

(72). Lindungi dan bantulah mereka yang meminta perlindungan.
(QS 9 – At Taubah:6)

(73). Jagalah kemurnian
(QS 9 – At Taubah : 108)

(74). Jangan pernah putus asa akan pertolongan Allah.
(QS 12 – Yusuf : 87)

(75). Allah mengampuni orang yang berbuat dosa karena ketidak-tahuan
(QS 16 – An Nahl : 119)

(76). Berseru kepada jalan Allah dengan cara yang baik dan bijaksana.
(QS 16 – An Nahl : 125)

(77). Tidak ada seorangpun yang menanggung dosa orang lain
(QS 17 – Al Israa’ : 15)

(78). Jangan membunuh anak-anakmu karena takut akan kemiskinan
(QS 17 – Al Israa’ : 31)

(79). Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengtahuan tentangnya
(QS 17 – Al Israa’ : 36)

(80). Jauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
(QS 23 – Al Mu’minuun : 3)

(81). Jangan memasuki rumah orang lain tanpa ijin pemilik rumah.
(QS 24 – An Nuur : 27)

(82). Allah menjamin imbalan kebaikan hanya kepada mereka yang percaya kepada Allah.
(QS 24 – An Nuur : 55)

(83). Berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati.
(QS 25 – Al Furqaan : 63)

(84). Jangan melupakan kenikmatan dunia yang telah Allah berikan.

(85). Jangan menyembah Tuhan selain Allah.
(QS 28 – Al Qashash:88)

(86). Jangan terlibat dalam homosexualitas.
(QS 29 – Al ‘nkabuut : 29)

(87). Berbuat baik dan cegahlah perbuatan munkar.
(QS 31 – Luqman : 17)

(88). Janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong.
(QS 31 – Luqman : 18)

(89). Wanita dilarang memamerkan diri.
(QS 33 – Al Ahzab : 33)

(90). Allah mengampuni semua dosa-dosa kita.
(QS 39 – Az Zumar : 53)

(91). Jangan berputus asa akan ampunan Allah
(QS 39 – Az Zumar : 53)

(92). Balaslah kejahatan dengan kebaikan.
(QS 41 – Fushshilat : 34)

(93). Selesaikan pesoalan dengan bermusyawarah
(QS 42 – Asy Syuura : 38)

(94). Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa
(QS 49 – Al Hujuraat : 13).

(95). Tidak ada dikenal biara dalam agama (Islam)
(QS 57 – Al Hadid : 27)

(96). Allah akan meninggikan derajat mereka yang berilmu.
(QS 58 – Al Mujaadilah : 11)

(97). Perlakukan non-Muslim dengan baik dan adil.
(QS 60 – Al Mumtahanah : 8)

(98). Hindari diri dari kekikiran
(QS 64 – At Taghaabun : 16)

(99). Mohon ampunan kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS 73 – Al Muzzammil : 20)

100. Jangan menghardik orang yang meminta-minta
(QS 93 – Adh Dhuhaa : 10)

Shadaqallahul adzim, Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya.

Dari Nu’man bin Basyir RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda ;

Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang tidak menthaatinya, adalah seperti perumpamaan orang-orang yang sama-sama naik dalam sebuah perahu, sebagian mereka ada yang di bagian atas, dan sebagian yang lain berada di bawah.

Mereka yang berada di bawah apabila memerlukan air, ia mesti melewati orang-orang yang di atas.

Lalu mereka berpikir,
Seandainya kami melubangi di tempat kami ini, tentu kami tidak mengganggu orang-orang yang di atas kami.

Kalau mereka membiarkan kehendak orang-orang yang di bawah itu, niscaya mereka binasa semuanya.

Tetapi jika mereka mencegah kehendak orang-orang yang di bawah itu, maka orang-orang yang di bawah itu akan selamat, dan selamatlah semuanya„.
(HR. Bukhari juz 3, hal. 111).

Disinilah letak makna utama dari amar makruf nahyun anil munkar itu.

KEUTAMAAN JIHAD DISELAMATKAN DARI SIKSA KUBUR
Rasûlullâh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ
Orang yang mati dalam berjihad di sisi Allah mempunyai enam keutamaan; >> (1) Dosanya akan diampuni sejak awal kematiannya; >> (2) Diperlihatkan tempat duduknya di surga; >> (3) Dijaga dari siksa kubur, dan diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur; >> (4) Diberi mahkota kemuliaan yang satu permata darinya lebih baik dari dunia seisinya; >> (5) Dinikahkan dengan 72 bidadari surga; dan >> (6) Diberi hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya.” (HR. At-Tirmidzî no. 1586 dan Ibnu Màjah no. 2789)

Wassalam BuyaHMA Buya Masoed Abidin bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Majo Kayo

Færðu inn athugasemd

SESEORANG JATUH OLEH SIKAP SENDIRI … ALLAH MAHA KUASA.

SESEORANG TIDAK AKAN JATUH OLEH FITNAH DAN KEDENGKIAN …

JIKA YAKIN yang dilakukan benar dan diredhai Allah LAKUKAN dan TIDAK PERLU TAKUT DI JATUHKAN OLEH SIAPAPUN ….. MAKNA JIHAD
Imàm Ibn Al-Atsîr berkata,
بذل واستفراغ ما في الوسعوالطاقة من قول أو فعل (النهاية في غريب الحديث لابن الأثير، ١/ ٣١٩ باب الجيم مع الهاء، والمصباح المنير، مادة ((جهد))، ١/ ١١٢)
Mencurahkan usaha dan kemampuan, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
(Ibnu Al-Atsîr, An-Nihàyah fî Gharîb al-Hadîts, 1/319).

BERSUNGGUH SUNGGUH LAH, JANGAN MALAS DAN JANGAN LENGAH ! …, KARENA PENYESALAN ADALAH AKIBAT BAGI ORANG-ORANG YANG MALAS …. HAKIKAT JIHAD
Syaikhul Islâm Ibn Taimiyyah (w.728 H) berkata,
الْجِهَادَ حَقِيقَتُهُ الِاجْتِهَادُ فِي حُصُولِ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ مِنْ الْإِيمَانِ وَالْعَمَلِ الصَّالِحِ ؛ وَمِنْ دَفْعِ مَا يُبْغِضُهُ اللَّهُ مِنْ الْكُفْرِ وَالْفُسُوقِ وَالْعِصْيَانِ
“Jihad hakikatnya adalah bersungguh- sungguh mencapai sesuatu yang Allah cintai berupa iman dan amal shaleh dan menolak sesuatu yang dibenci Allah berupa kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan”
(Ibn Taimiyyah, Majmû’ al-Fatâwâ, Darul Wafa’: 1426 H, cet. 3, 10/191)

BERSUNGGUH SUNGGUH MEMOHON KEPADA ALLAH, INSYAA-ALLAAH AKAN DIIJABAH DAN DIKABULKAN ALLAH.

BERDOA DAN BERBUAT BAIKLAH DENGAN SEPENUH HATI UNTUK MENDAPATKAN YANG DICINTAI ALLAH … Syaikhul Islâm Ibn Taimiyyah (w.728 H) berkata,
الْجِهَادُ “ هُوَ بَذْلُ الْوُسْعِ وَهُوَ الْقُدْرَةُ فِي حُصُولِ مَحْبُوبِ الْحَقِّ وَدَفْعُ مَا يَكْرَهُهُ الْحَقُّ
“Jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan yaitu kemampuan mendapat kan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci Allah.”
(Ibn Taimiyyah, Majmû’ al-Fatâwâ, Darul Wafa’: 1426 H, cet. 3, 10/191-192).               

Rasûlullâh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَافَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Orang yang berjihad untuk menjadikan kalimat Allah yang tertinggi maka dialah yang berjihad di jalan Allah.”
(Al-Bukhâri: 2810 dan Muslim no: 1904)

BACALAH DENGAN SUNGGUH SUNGGUH ;
بِــــــــــسْمِ الَّلهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـم
اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بَلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّى شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Artinya :
Ya Allah, hindarkan lah dari kami kekurangan pangan cobaan hidup penyakit-penyakit wabah, perbuatan- perbuatan keji dan munkar, ancaman- ancaman yang beraneka ragam paceklikpaceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, karena sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah kuasa … „.

Moga hari ini berjalan aman, damai dan terjauh dari kemungkaran..
آمِيّنْ… آمِيّنْ…

WASSALAM BuyaHMA Buya Masoed Abidin